dc.description.abstract | Suatu Negara dikatakan sebagai negara yang maju apabila memiliki jumlah
wirausaha minimal 2 persen dari keseluruhan jumlah penduduk. Saat ini,
Indonesia menunjukkan peningkatan jumlah wirausaha yang cukup baik yaitu
mencapai 3,1 persen dari keseluruhan total penduduk. Melihat kondisi
perekonomian Indonesia yang masih dalam proses pengembangan, pemerintah
Indonesia berupaya untuk memeratakan kesejahteraan di seluruh wilayah
Indonesia. Oleh karena itu, Pemerintah berupaya untuk mengembangkan
wirausaha-wirausaha baru. Keberhasilan individu menjadi seorang wirausaha
sebaiknya dikembangkan dari dunia pendidikan, mulai dari jenjang perguruan
tinggi untuk melahirkan kadar-kadar wirausahawan baru pada mahasiswa.
Sehingga dibutuhkan keyakinan berwirausaha (efikasi berwirausaha) dan
kecenderungan pengambilan risiko untuk membangun sebuah usaha. Penelitian
ini bertujuan untuk melihat hubungan antara efikasi berwirausaha dan
kecenderungan pengambilan risiko pada mahasiswa yang berwirausaha di
Universitas X. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dan termasuk
penelitian korelasional dan menggunakan sampling purposive sampling. Subjek
yang digunakan adalah 109 mahasiswa yang berwirausaha di Universitas X, data
demografi untuk jenis kelamin pria sebanyak 47 mahasiswa dan untuk jenis
kelamin perempuan sebanyak 62 mahasiswi. Subjek dalam penelitian ini adalah
mahasiswa yang mengikuti pelajaran entrepeneur dan mempunyai usaha minimal
1 tahun. Pengumpulan data menggunakan skala entrepreneurial self-efficacy dan
kecenderungan pengambilan risiko yang dikembangkan oleh Mc.gee, Peterson,
Mueller, Sequeira (2009) dan Hung &Tangpong (2010). Hasil penelitian antara
efikasi berwirausaha dan kecenderungan pengambilan risiko menunjukan tidak
adanya hubungan (r = 0.036 dengan p= 0.354). Penelitian ini dapat memberikan
masukan terhadap perkembangan ilmu psikologi terutama entrepreneur psikologi
untuk mengembangkan efikasi berwirausaha dan kecenderungan pengambilan
risiko mahasiswa berwirausaha | en_US |