| dc.description.abstract | Remaja awal merupakan usia transformasi yang digambarkan sebagai usia yang
penuh dengan tekanan dan konflik. Sebagai usia yang penuh dengan tekanan dan
konflik, rentan bagi remaja awal untuk merasakan masalah secara psikologis. Salah
satu masalah psikologis yang paling sering terjadi adalah gangguan emosional.
gangguan emosional yang cenderung dialami pada masa ini, dapat mempengaruhi
kondisi psikologis remaja awal. Oleh karena itu, dalam menjalani masa
perkembangan ini, penting sekali bagi remaja awal untuk memiliki kondisi
psikologis yang baik. Kondisi tersebut dikenal sebagai psychological well-being,
yaitu kondisi psikologis yang bebas dari masalah mental serta keberfungian
individu secara fisik, emosional maupun psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara perilaku prososial dengan psychological well-being
pada remaja awal. Penelitian ini dilakukan dengan desain korelasional. Populasi
dan sampel merupakan siswa SMP “X” Surabaya. Teknik pengambilan sampel
menggunakan total population study. Sampel penelitian berjumlah sebanyak 153
orang. Pengambilan data menggunakan skala yang terdiri dari skala perilaku
prososial dan skala psychological well-being. Skala perilaku prososial diadaptasi
dari skala yang dikembangkan oleh Caprara et al. (2005), sedangkan skala
psychological well-being dari skala yang dikembangkan oleh Ryff (dalam Lee,
2014). Hasil uji korelasi Pearson Product Moment menunjukkan bahwa ada
hubungan yang positif antara perilaku prososial dengan psychological well-being
pada remaja awal (r = 0,299; p < 0,05). Semakin sering remaja awal melakukan
perilaku prososial maka semakin baik psychological well-beingnya | en_US |