| dc.description.abstract | Makeup sudah menjadi salah satu bagian penting dari kehidupan wanita.
dengan adanya kemajuan teknologi dibidang online shopping yang mempermudah kita
dalam berbelanja. wanita tetap memilih untuk membeli makeup melalui cara yang
konvensional. Dengan mencoba tester makeup yang ada di toko kosmetik. Namun
penggunaan tester makeup di toko kosmetik memiliki resiko tertular oleh penyakit
kulit, jika tester tidak di bersihkan setelah digunakan oleh pengguna sebelumnya.
Maka dari itu diperlukan alat untuk mencoba makeup tanpa penggunanya harus
menggunakan makeup pada wajahnya. Salah satunya adalah menggunakan virtual
makeup berbasis augmented reality. Virtual makeup ini mengunakan metode HSV
Color Transformation. Metode HSV Color Transformation bekerja dengan cara
mengkonversi format warna gambar dari RGB menjadi HSV. Hal ini dilakukan untuk
mempertahankan saturarion, dan brightness dari input ketika warnanya diubah.
Virtual makeup ini bekerja dengan cara kamera mengambil video wajah pengguna
sebagai input, kemudian wajah pengguna dideteksi, diberi landmarks untuk masking
kemudian masking digunakan untuk membuat virtual makeup.Pengujian dilakukan
dengan menggunakan empat tingkatan cahaya, intensitas cahaya bohlam tiga watt,
lima watt, tujuh watt, dan tanpa cahaya tambahan. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa akurasi metode HSV Color Transformation pada cahaya 3 watt
sebesar 87%, 5 watt sebesar 88,6%, 7 watt sebesar 87,5%, dan tanpa cahaya tambahan
89,8%. Rata-rata akurasi virtual makeup eyebrow pencil 80,9%, blushon 92,6%, dan
lipstick 91,3%. Sehingga tingkat akurasi keseluruhan virtual makeup 88,2%. | en_US |
