DAYA HAMBAT EKSTRAK ETANOL KULIT BAWANG MERAH (Allium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN Salmonella typhi SECARA IN VITRO
Abstract
Demam tifoid adalah penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Berbagai jenis tanaman di Indonesia berpotensi dimanfaatkan sebagai pengobatan tradisional. Bawang merah (Allium cepa L.) merupakan salah satu tanaman tradisional yang dapat dimanfaatkan sebagai bumbu dapur dan berkhasiat sebagai obat tradisional. Berdasarkan penelitian sebelumnya, kulit Allium cepa L. mengandung senyawa aktif berupa flavonoid, saponin dan tanin yang mampu menghambat petumbuhan bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya hambat ekstrak etanol kulit Allium cepa L. terhadap Samonella typhi secara in vitro.
Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium menggunakan metode ekstraksi maserasi dengan variasi konsentrasi ekstrak 14.000 ppm, 28.125 ppm, 56.250 ppm, 112.500 ppm, 225.000 ppm dan kontrol negatif berupa aquades steril. Uji aktivitas antimikroba dilakukan dengan metode difusi menggunakan silinder cup dengan 5 kali pengulangan.
Berdasarkan hasil Uji Regresi Linear Sederhana nilai signifikansi yang diperoleh adalah 0.035 < 0.05. Nilai tersebut dapat diartikan bahwa ekstrak etanol kulit Allium cepa L. berpengaruh terhadap daya hambat Salmonella typhi. Konsentrasi terbaik dalam menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi adalah 225.000 ppm yakni dengan rata-rata diameter daya hambat 10,38 mm. Sedangkan konsentrasi terendah yang masih bisa menghambat pertumbuhan bakteri Salmonella typhi adalah konsentrasi 14.000 ppm dengan rata-rata diameter daya hambat 6.34 mm. Kesimpulan penelitian adalah ekstrak etanol kulit Allium cepa L. memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan Salmonella typhi.