HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU BTA POSITIF DI RSUD PROF. DR. W.Z. JOHANNES KUPANG
Abstract
Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita TB terbanyak ke-2 di dunia setelah India dan angka kejadian tuberkulosis di Indonesia semakin meningkat. Jumlah pasien TB paru rawat inap di RSUD Prof. DR. W.Z. Johannes Kupang dari tahun 2017 sebanyak 238 pasien meningkat ke tahun 2018 menjadi 275 pasien. Pasien yang mengalami tuberkulosis paru umumnya memiliki status gizi kurang dan banyak diantaranya mengalami tuberkulosis paru BTA positif sehingga dapat menularkan orang lain disekitarnya. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status gizi berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) dengan kejadian tuberkulosis paru BTA positif di RSUD Prof. DR. W.Z. Johannes Kupang. Metode. Penelitian ini menggunakan studi Cross sectional, sampel penelitian adalah seluruh pasien tuberkulosis paru di RSUD Prof. DR. W.Z. Johannes Kupang rawat inap yang termasuk dalam kriteria inklusi. Pengumpulan data menggunakan rekam medis. Analisis data dilakukan dengan analisis univariat (distribusi frekuensi) dan analisis bivariat dengan uji Fisher Exact Test. Hasil dan Kesimpulan. Analisis univariat didapatkan karakteristik pasien tuberkulosis paru mayoritas merupakan laki-laki (60,8%), usia 45-55 tahun (35,3%), status gizi kurang (35,3%), status pendidikan SD (64,7%), dan hasil pemeriksaan sputum BTA positif (54,9%). Dari hasil analisis bivariat, didapatkan hubungan bermakna antara status gizi dengan kejadian tuberkulosis paru BTA positif (p = 0,004).
