PERBEDAAN BODY IMAGE ANTARA PRIA METROSEKSUAL DENGAN PRIA MASKULIN PADA DEWASA AWAL
Abstract
Dewasa ini pria metroseksual jumlahnya semakin banyak. Berbeda dengan
pria maskulin yang lebih sesuai norma di masyarakat, pria metroseksual dapat
dikatakan lebih ekspresif dalam memperhatikan penampilan dirinya dalam hal :
berdandan (fashion), ataupun melakukan perawatan tubuh. Fenomena ini menarik,
sehingga peneliti mengangkat topik tentang : “Perbedaan body image bagi pria
metroseksual dengan pria maskulin pada usia dewasa awal”. Keinginan pria
metroseksual memiliki penampilan yang menarik cenderung dapat diamati dengan
menjamurnya pusat perawatan tubuh, perlengkapan fashion pria di tempat-tempat
umum (mall, kampus, kantor dll), maupun majalah hingga televisi-televisi yang
menampilkan aktor –aktornya dengan berbagai fashion, style, dan produk bagi
pria dewasa awal.
Body image merupakan persepsi seseorang terhadap tubuhnya. Pada pria
dewasa awal, biasanya mulai bersibuk diri dengan penampilan fisik mereka dan
ingin mengubah penampilan mereka, keinginan ini disebabkan karena pria dewasa
sering merasa tidak puas terhadap penampilan dirinya. Penampilan fisik inilah
yang disebut dengan body image (Valencia, 2008). Apabila individu memandang
tubuhnya positif maka body image yang dimilikinya positif, sedangkan apabila
individu memandang tubuhnya negatif maka body image yang dimiliki negatif.
Pria metroseksual dengan pria maskulin merupakan 2 variabel independent yang
dibuat oleh peneliti untuk melihat perbedaannya body image terhadap pria usia
dewasa awal.
Permasalahan pada penelitian ini adalah apakah ada perbedaan body image
pria metroseksual dan pria maskulin pada usia dewasa awal, yang tinggal dan
mengikuti trend di kota-kota besar (metropolis) seperti Surabaya ini. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui perbedaan body image pada pria metroseksual dengan
pria maskulin pada dewasa awal seberapa besarnya dari jumlah sampel yang
diteliti oleh peneliti.
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif yang bersifat
komparatif. Instrumen penelitian berupa kuesioner atau angket. Populasi dalam
penelitian ini adalah mahasiswa laki-laki di salah satu Universitas Swasta
Surabaya yang dibagi beberapa mahasiswa yang berusia antara 19 – 23 tahun,
sedangkan peneliti mengambil sampel/populasi dari mahasiswa Universitas
Swasta di Surabaya berpenampilan maskulin dan metroseksual sesuai dengan
kriteria dari Kertajaya (2010) dan Bassow (1980). Sampel/populasi diambil
beberapa jurusan yang berbeda dalam Universitas Swasta X di Surabaya. Teknik
sampling yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan cara Purposive
Sampling. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji
beda paired t test. Dilihat dari hasilnya penelitian perbedaan body image
dinyatakan ada beda sig 2 tailed 0,00 < 0,05, serta dari reratanya body image pria
maskulin lebih rendah 50.3889 daripada pria metroseksual 57.3889.
