HTIBUNGAN AIIITARA KEPEMILIKAN PSIKOLOGIS I}AN,4 DWRSITY SAOTIENT PADA GURU
Abstract
Guru memiliki peranan dan tanggung jawab yang penting dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Sering dikatakan guru merupakan ujung tombak dalam proses pembelajaran.Namun menjadi guru bukanlah hal yang mudah. Selain harus memenuhi segala persyaratan yang ditentukan, pada prakteknya profesi guru memiliki banyak sekali tantangan. Oleh karena itu, penting bagi guru untuk memiliki ketahanan dan kemampuan untuk mengatasi setiap masalahnya. Adversity quotient (AQ) menjelaskan tentang bagaimana seseorang dapat tahan menghadapi masalah ataupun tekanan dan dapat mengatasinya. Di sisi lain, peneliti menemukan bahwa salah satu faktor yang mendorong guru agar dapat bekerja dengan baik adalah dengan memiliki kepemilikan psikologis terhadap sekolahnya. Kepemilikan psikologis membangun kemauan dan keyakinan terhadap diri yang merupakan faktor dari pembentuk AQ. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kepemilikan psikologis dan adversity quotient pada guru. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei, menggunakan skala adversity quotient milik Stoltz (Firmansyah, Djatmika, & Hermawan, 2016), dan skala kepemilikan psikologis oleh yang dimodifikasi oleh Sutjianto (2016). Teknik pengambilan sampel menggunakan nonprobability sampling secara accidental dan didapatkan jumlah subjek sebanyak 114 guru. Hasil pengujian hubungan antara masing - masing dimensi kepemilikan psikologis menunjukkan adanya hubungan positif. Ada hubungan positif antara dimensi self - efficacy dan adversity quotient (r=0.297; p= 0.001). Ada hubungan positif antara dimensi accountability dan adversity quotient (r=0.210; p=0.013). Ada hubungan positif antara dimensi sense of belonging dan adversity quotient (r=0,259;p=0,003). Ada hubungan positif antara dimensi self - identity dan adversity quotient (r=0,240; p=0,005). Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi kepada guru agar dapat menjalankan profesinya dengan maksimal dengan meningkatkan adversity quotient melalui peningkatan kepemilikan psikologis terhadap sekolah.