PENGARUH RELIGIUSITAS DAN IDENTITAS SOSIAL TERHADAP KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA SANTRI DI PONDOK PESANTREN NADHATTUL ULAMA
Abstract
Meskipun penelitian-penelitian tentang kehidupan beragama telah banyak dilakukan, namun hasil penelitian yang menekankan pada dinamika sebuah umat masih belum konklusif. Sebagian pihak menemukan bahwa semakin seseorang religius dan fanatis, maka semakin sejahteralah ia secara psikologis. Tetapi temuan lainnya mengatakan sebaliknya. Semakin seseorang religius dan fanatis, semakin ia tidak sejahtera karena persepsi ancaman yang ia alami. Mengingat ada banyak fenomena-fenomena yang berkaitan dengan, penistaan agama yang makin marak akhit-akhir ini maka penelitian ini penting dan urgent untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh religiusitas dan identitas sosial terhadap kesejahteraan psikologis pada santri di pondok pesantren Nadhattul Ulama. Populasi dan sampel pada penelitian ini adalah santri di pondok pesantren yang duduk dibangku kelas 10, 11, 12 SMA. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan purposive sampling. Pengambilan data diambil dengan menggunakan skala kesejahteraan psikologis dari Ryff (1989) dengan α = 0.863, skala religiusitas disusun oleh peneliti berdasarkan dimensi religiusitas yang di kemukakan oleh Glock & Stark (dalam Ancok dan Suroso, 2001) dengan α = 0.881, dan skala identitas sosial dari Cameron (2004) dengan α = 0.785. Analisis data untuk menguji hipotesis menggunakan teknik simple regression. Hasil penelitian menujukkan bahwa secara interaktif religiusitas terbukti menjadi prediktor yang baik untuk kesejahteraan psikologis dengan nilai (p<0.05), sedangkan identitas sosial tidak menjadi prediktor yang baik untuk kesejahteraan psikologis dengan nilai (p>0.05). Artinya yang membuat santri merasa sejahtera secara psikologisnya adalah religiusitasnya dan bukan fanatisnya.
