Show simple item record

dc.contributor.authorKusumowidagdo, Astrid
dc.date.accessioned2023-08-25T06:04:57Z
dc.date.available2023-08-25T06:04:57Z
dc.date.issued2020-12-07
dc.identifier.urihttps://dspace.uc.ac.id/handle/123456789/6596
dc.descriptionSELAMA pandemi Covid-19, banyak warga yang punya hobi baru. Merawat taman dan mengembangkan urban farming. Maka booming lah beberapa tanaman hias. Juga tanaman pangan yang ditanam memanfaatkan sudut rumah yang tersisa. Fenomena itu diapresiasi oleh Harian Disway, CitraLand, dan Universitas Ciputra dengan menggelar Garden & Urban Farming Competition. Khusus bagi warga perumahan CitraLand. Direktur Harian Disway M. Taufik Lamade mengatakan, program tersebut juga untuk menambah semangat warga CitraLand untuk mempercantik taman di rumah mereka. “Kami berharap taman-taman di rumah warga CitraLand semakin cantik dan bisa menjadi contoh bagi perumahan lain di Surabaya,” kata Taufik. Ada dua kategori lomba, yakni taman dan urban farming. Untuk taman, dibagi dua kriteria yakni rumah berukuran 300 meter persegi ke atas dan rumah di bawah 300 meter. “Pemenangnya akan jalan-jalan ke Singapura sekaligus belajar ke Botanic Garden,” kata pria murah senyum itu. Sedangkan untuk kategori urban farming, menampilkan tanaman pangan (buah atau sayur mayur) di rumah atau di tempat usaha. Disiapkan hadiah menarik dari sponsor. Direktur PT Ciputra Development Tbk Sutoto Yakobus menyambut baik perlombaan itu. Banyak taman di rumah-rumah warga CitraLand yang cantik. Warga CitraLand juga ia sarankan mencoba aktivitas urban farming yang sedang ngetren. “Kita bisa menanam sayur di rumah sendiri. Sayurnya bisa dikonsumsi sendiri. ini kan baik untuk kita,” ujarnya. Sutoto menyarankan warga CitraLand segera mendaftarkan taman maupun urban farming mereka dalam lomba tersebut. Informasi tentang lomba ini bisa diikuti di Harian Disway setiap hari. Juga melalui aku Instagram @Harian.Disway dan website http://harian.disway.id. Untuk mengikuti lomba tersebut, peserta hanya perlu membuat video singkat taman atau urban farming mereka sekitar 30 detik. Bila warga kesulitan membuat video, bisa meminta bantuan panitia. Tim juri akan menilai taman dan urban farming dari video pendek itu. Dari penilaian itu akan diambil 30 taman dan urban farming terbaik. Barulah tim juri akan meninjau taman adan urban farming 30 nominator. Ada tiga juri yang akan memberi penilaian. Pertama, Rani Prihatmanti, dosen interior architecture Universitas Ciputra. Saat ini ia sedang studi lanjut S3 di Universiti Sains Malaysia tentang ethnobotany, urban farming, high-rise greenery dan biofacade. Kedua, Maria Wardhani, lulusan S2 Cultural Landscape Architecture di Jean Monnet Universite, Prancis. Dan juri ketiga dari tim landscape CitraLand. (Tomy C. GutomoAndre Bakhtiar)en_US
dc.description.abstractSELAMA pandemi Covid-19, banyak warga yang punya hobi baru. Merawat taman dan mengembangkan urban farming. Maka booming lah beberapa tanaman hias. Juga tanaman pangan yang ditanam memanfaatkan sudut rumah yang tersisa. Fenomena itu diapresiasi oleh Harian Disway, CitraLand, dan Universitas Ciputra dengan menggelar Garden & Urban Farming Competition. Khusus bagi warga perumahan CitraLand.en_US
dc.description.sponsorshiphttps://www.uc.ac.id/library/rawat-taman-bisa-jalan-jalan-ke-singapura-harian-dis-way-7-desember-2020-hal-14-ina/en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherHarian DIS Wayen_US
dc.subjectParken_US
dc.titleRawat Taman Bisa Jalan-jalan ke Singapuraen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record