| dc.description | Mural adalah cara menggambar atau melukis diatas media dinding, tembok, atau permukaan luas yang bersifat permanen, bisa memakai cat tembok, atau cat kayu, bahkan pewarna apa saja seperti kapur tulis.
Sejak TK Evan Setyawan Langgeng Santoso sudah gemar menggambar. Beberapa kali memenangkan berbagai berbagai perlombaan. Talentanya semakin terasah setelah masuk Desain Komunikasi Visual (DKV) Universitas Ciputra, Surabaya tahun 2007.
Cowok yang tinggal di kawasan Manukan, Tandes, Surabaya ini semula kurang tertarik dengan seni mural. Hingga akhirnya datang sebuah tawaran pekerjaab pada 2012 di palembang.
Evan harus membuat branding salah satu hotel di sana. Desain interior dan kafe. Nyaris semuanya dia handle sendiri, termasuk membuar mural di bagian temboknya.
”kok saya lihat-lihat bagus juga. Ya, sudah, sejak itu saya senang mural, hahaha” papar pria kelahiran Surabaya, 19 september 1989 ini kepada Surya.
Padahal, Evan punya kecenderungan ke beranding. Tapi, akhir-akhir ini, order yang datang kebanyakan mengenai mural ketimbang branding. Pada akhirnya, seni mural yang menjadi kesibukannya sehari-hari.
Evan kemudian berani membuka leher industri kreatifnya dan memberinya label Attention Creative Partner, Alamat instagramnya @attentioncreative .
Dia menjalan kan usaha bersama partnernya, Irene Christabella Kuasaputera dan Robertus Edo. Sempat memiliki kantor dan karyawan satu orang. Tapi sekarang sudah tidak karena bersifat freelance.
“Saya latihan (mural) sambil kerja dan praktik berdasarkan obstacie (halangan) yang ada. Lebih banyak di malam hari karena siang sibuk dengan aktifitas yang lain” paparnya.
Untuk berlatih sendiri butuh waktu lama, mulai skill menggambar, kualitas konsep, penempatan target audience dan fungsi, dan lain-lain.
Sedangkan untuk sebuah job mural, Evan yang pernah menjadi juri di Tunjungan Plaza On Market Go+ pada 26-28 Agustus 2016, ini mendapatkan profit minimal Rp. 2,5 juta. Beberapa job yang pernah datang misalnya, dari sejumlah perusahaan berbagai kota. Mulai Surabaya, Palembang, Lombok, hingga Makassar.
Sebut saja, Itadakimasu Surabaya, Itadakimasu Lombok, Platter Makassar, Hotel Grand Harmony Palembang, Zucker Waffle Surabaya, Raja Pisang Klampis, Oh Gelato, dan beberapa yang lain.
“harapan saya, orang bisa minded bahwa mural adalah karya seni berharga, tidak nakal dan tidak murahan dan juga tidak cenderung menuju ke arah anak jalanan.” tandas Evan. | en_US |