| dc.description | “Saya sedang merancang sebuah produk baru di mana orang yang membeli bukanlah orang yang akan menggunakannya. Pertimbangan siapa yang harus saya perhatikan?” Andy, Gresik.
Saat merancang sebuah produk baru, yang harus diutamakan adalah bagaimana produk itu dapat memecahkan masalah atau memenuhi kebutuhan orang yang akan menggunakannya (end-user).
Namun, saat produk tersebut akan dijual, tentu saja ada beberapa hal lain yang termasuk di dalamnya. Mulai harga kemasan, promo, proses pembelian, pilihan pembayaran, waktu pengiriman, bahkan sampai proses pelayanan purna jual. Gabungan dari beberapa hal itulah yang disebut sebagai penawaran. Saat kita merancang sebuah penawaran, yang harus diutamakan adalah hal-hal yang menjadi pertimbangan sang pengambil keputusan (decision maker).
Sebagai contoh, saat kita merancang sebuah produk untuk bayi, otomatis yang harus diutamakan adalah bagaimana produk tersebut akan digunakan sang bayi. Namun, saat kita mengatur bentuk/ukuran kemasan, harga produk, jenis promo, keterangan di dalam brosur, proses pembelian, sampai pada pelayanan purna jualnya, kita harus mengutamakan pertimbangan sang ibu yang akan membeli produk untuk anaknya.
Begitu pula saat kita berusaha menjual produk kepada seluruh perusahaan. Sangat mungkin kita tidak berhubungan langsung dengan karyawan perusahaan yang akan menggunakan produk kita. Namun, kita justru berhubungan dengan karyawan bagian pembelian atau seorang pemimpinnya.
Setelah memastikan bahwa produk kita dapat memenuhi kebutuhan karyawan yang akan menggunakannya, kita juga harus memastikan bahwa penawaran kita cukup menarik dan memudahkan karyawan/pimpinan yang melakukan pembelian. Jadi, kesimpulannya, kita harus mengetahui siapa pembeli dan siapa pengguna produk/jasa (solusi) kita. Saat merancang solusi tersebut, kita harus perhatikan kebutuhan pengguna. Namun, saat merancang paket penawaran, kita harus perhatikan kebutuhan sang pembeli. | en_US |