| dc.description | Seiring berkembangnya zaman dan derasnya arus budaya asing, sekelompok anak muda NTT giat memupuk dan melestarikan budaya lokal. Mereka adalah Rio, Luciana, Ati, dan Kanis mahasiswa Universitas Ciputra Surabaya. Mereka memperkenalkan seni budaya lokal, berupa kain tenun, melalui bisnis yang awalnya merupakan salah satu tugas kuliah yang mereka terima pada semester awal di kampus tersebut. Ketika diminta untuk membuat suatu perencanaan usaha, muncullah ide mereka untuk membuat usaha pakaian dengan memodifikasi kain tenun pada produk mereka.
Menurut Luciana, salah seorang anggota tim bisnis yang juga menjadi sekretaris dan bendahara dalam tim tersebut, mereka memilih kain tenun karena mereka ingin memperkenalkan sekaligus melestarikan seni budaya lokal kain tenun khas flores ke seluruh Indonesia. “Ketika kain tenun dikenal di kancah Internasional, mengapa kita tidak mencoba untuk mempertahankan kain tenun sebagai identitas kita dan memperkenalkannya di negara kita sendiri?” tambahnya.
Pada awal, bisnis baju tersebut diakui mengalami kendala karena sulitnya menemukan produk kain tenun. Namun, kendala tersebut dapat diatasi sesudah mendapat bantuan dari orang tua mereka di Flores.
Ada dua jenis atau tipe produk pakaian dengan memodifikasi bahan tenunan flores: Baju kaos casual (santai, biasa) dan juga kaos resmi (berkerah). Untuk kaos biasa dibanderol dengan harga @ Rp 90.000 – Rp 100.000 sedangkan kaos berkerah dibanderol Rp 120.000 – Rp 150.000.
Rio, Luciana, Ati, dan Kanis menggunakan media sosial sebagai sarana untuk memasarkan produk tersebut. Konsumen pun melakukan pemesanan melalui jejaring media sosial. Mereka mengharapkan bisnis baju bermotif kain tenun yang saat ini mereka jalankan dapat mengantar mereka pada impian untuk membuat butik khusus produk berbahan dasar kain tenun, serta mengembangkan bisnis yang dapat membuka peluang pekerjaan bagi penduduk Flores. | en_US |
