| dc.description | Indonesia memiliki komponen komponen yang diperlukan untuk menyemai lingkungan kreativitas dan inovasi yang kondusif.
Pada 12 agustus 2016 yang lalu, kerja sama antarlembaga yang melibatkan universitas cornell, INSEAD Business school, dan world intellectual property organization merilis indeks inovasi global 2016 (global innovation index 2016). Laporan ini secara berkala dibuat dengan tujuan untuk memberikan analisis mengenai gambaran inovasi diberbagai negara sehingga dapat dijadikan sebagai rujukan untuk pengambilan kebijakan. Indeks inovasi global telah dirilis sejak 2007. Pengukurannya melibatkan 80 indikator, yang beberapa diantaranya meliputi pengembangan sumber daya manusia (human resource development), pengembangan pembiayaan (funding development), performa universitas (university performance), dan dimensi internasional dari aplikasi paten (international dimension of patent application). Melalui sampel dari indicator tersebut, tampak bahwa indeks ini tidak hanya mengukur perilaku perilaku inovasi secara local, tetapi juga perilaku dan dampak global yang ditimbulkan. Seberapa inovatifkah Indonesia berdasarkan indeks inovasi global 2016? Secara keseluruhan, Indonesia menempati peringkat 88 dari total 128 negara yang diukur. Peringkat ini lebih rendah dibandingkan dengan negara asean lainnya, misalnya Filipina (peringkat 74), Vietnam (59), Thailand (52),Malaysia (35) dan singapura (6). Peringkat pertama hingga kelima berturut turut ditempati oleh swiss, swedia, inggris raya, amerika serikat, dan finlandia. Negara asia lainnya yang memiliki peringkat cukup baik adalah korea selatan (11), hongkong (14) dan china (16). Rangking indeks inovasi global 2016 kali ini menarik untuk kita cermati. Mengapa? Karena negara negara yang menempati peringkat 25 besar kini tidak lagi hanya didominasi oleh negara negara dari amerika utara (seperti kanada dan amerika serikat) dan eropa (seperti inggris raya, swiss dan jerman), tetapi juga dari asia tenggara, asia timur dan oseania. Singapura, jepang, korea selatan, serta Australia tampi mewakili kawasan asia dan oseania dalam menunjukkan kekuatan inovasi dikancah global. Bagaimana profil inovasi Indonesia melalui indicator indicator pengukuran ini dari 128 negara? Secara umum, terdapat indicator indicator dimana Indonesia memiliki peringkat yang baik. Beberapa yang layak kita cermati diantaranya adalah kualitas pertumbuhan GDP per individu (peringkat 1), formasi capital (7), kolaborasi universitas (29), kapitalisasi pasar (34), talenta riset dalam bidang perusahaan dan bisnis (37), performa universitas (41) dan jumlah sarjana dibidang sains dan teknik (46). Beberapa indicator inovasi tercatat memiliki peringkat yang moderat, misalnya asesmen dalam membaca, belajar dan berhitung (peringkat 59), kemudahan mendapat kredit (63),efektivitas pemerintahan (69), rasio guru dan siswa (66), kualitas pengelolaan (78), stabilitas hokum (82) dan stabilitas politik (86). Sayangnya ada pula beberapa aspek yang ditemukan memiliki peringkat cukup rendah. Isu mengenai dana pendidikan (peringkat 95), dana pendidikan dasar (100), kemudahan membayar pajak (101), dana riset (105), dan pengembangan kemudahan memulai usaha (122), dan fungsi anggaran (125) menjadi poin poin yang perlu digaris bawahi untuk segera dibenahi.
Tiga isu utama. Data diatas setidaknya merepresentasikan tiga isu utama dalam kaitannya dengan pengembangan performa inovasi bangsa. Pertama, Indonesia memiliki kekayaan modal social maupun modal capital untuk meningkatkan kualitas inovasi ditingkat global. Pertumbuhan GDP per individu yang kita miliki adalah uang terbaik dari 128 negara yang diukur. Berita baik ini bahkan masih ditunjang dengan formasi capital dan kemampuan untuk mengkapitalisasi pasar. Artinya, kini saatnya Indonesia mulai memikirkan bagaimana mekanisme untuk memanfaatkan modal social maupun modal capital ini untuk mendongkrak performa pelaku pelaku industry, termasuk didalamnya skala mikro,kecil, maupun menengah (umkm), untuk tampil lebih inovatif. Kedua, Indonesia memiliki kekuatan melalui jalur pendidikan tinggi. Kolaborasi universitas, performa universitas, talenta untuk melakukan riset, serta jumlah ketersediaan sarjana sarjana,baik dalam bidang sains maupun teknik menunjukkan bahwa mereka juga merupakan bagian dari modalitas yang dapat memperkuat negara. Optimalisasi diranah ini akan menciptakan iklim intelektual yang kondusif untuk menghasilkan karya karya dalam bidang teknologi maupun non teknologi secara kreatif dan inovatif. Ironis ketika melihat peringkat kita sedemikian baik dalam hal talenta untuk melakukan penelitian dan jumlah sarjana yang memadai, tetapi peringkat dalam hal dana penelitian dan pengembangan justru berada tergolong rendah. Hal ini patut dicermati mengingat riset dan pengembangan merupakan elemen yang penting dalam meningkatkan performa inovasi sebuah negara. Konsistensi china yang masuk kedalam peringkat 25 besar dalam beberapa tahun terakhir dan swiss yang konsisten mempertahankan peringkat pertamanya dalam tujuh tahun berturut turut, salah satunya ditunjang dengan penyediaan dana yang cukup untuk menghasilkan riset riset terapan yang aplikatif. Ketiga, Indonesia harus berhati hati untuk tidak terjebak pada hal hal yang bersifat administrative dan birokratis. Rendahnya peringkat pada aspek kemudahan membayar pajak, kemudahan memulai usaha, serta rendahnya fungsi anggaran menunjukkan bahwa Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah dalam hal reformasi birokrasi. Isu ini seolah menjadi penegasan untuk ultimatum presiden jokowi mengenai paket ekonomi jilid xii yang menekankan pada kemudahan dalam berbisnis. Berdasarkan analisis di atas, kita dapat simpulkan bahwa performa inovasi Indonesia masih belum memuaskan. Namun demikian, peluang besar untuk meningkatkannya sangat terbuka lebar. Indonesia memiliki komponen komponen yang diperlukan untuk menyemai lingkungan kreativitas dan inovasi yang kondusif. Kreativitas dan inovasi tidak lahir dalam ruang yang penuh dengan tekanan. Actor actor kreatif dan inovatif membutuhkan lingkungan yang kondusif untuk berproses dan menghasilkan luaran produk yang inovatif. Saya optimistis Indonesia sedang bergerak maju kesana. | en_US |