Show simple item record

dc.contributor.authorSurya, Surya
dc.date.accessioned2023-10-30T08:57:30Z
dc.date.available2023-10-30T08:57:30Z
dc.date.issued2017-02-08
dc.identifier.urihttps://dspace.uc.ac.id/handle/123456789/6788
dc.descriptionDalam bisnis,ada anekdot bahwa generasi pertama adalah membangun , generasi kedua menikmati , dan generasi ketiga mengancurkan . Anekdot itu sering menjadi mitos dalam perusahaan milik keluarga. Ada tiga poin yang harus diperhatikan dalam berwirausaha. Yakni membangun, meningkatkan,dan mempertahankan bisnis.Nah, poin ketiga itu mencuat dalam ajang The 3rd International Conference on Entrepreneurship Universitas Ciputra (Icoen 3) kemarin (23/8). Ketua panitia Icoen 3 Dr.J.E Sutanto MM menyatakan , untuk bisa mempertahankan bisnis satu kuncinya adalah pola rekrutmen.”Rekrutan harus orang – orang professional ,”katanya. Mengusung tema Sustainable Entrepreneurial Organization , Icoen 3 dilaksanakan selama dua hari hingga hari ini (23/8). Event tahunan yang di selenggarakan program pascasarjana Mater of Entrepreneurship Universitas Ciputra itu dikemas dalam bentuk seminar dan call of paper. Total ada 145 paper yang akan dipresentasikan hari ini . Pembicara yang terlibat juga bukan sembarangan . Event itu diikuti 14 pembicara dari empat benua di dunia. Mereka berasal dari Korea,AS,Jamaika,Jordania,Mesir,Thailand,dan Timor Leste. Diskusi pun berjalan sangat interaktif. Kemarin salah seorang pembicara dari UNESCO, Lay Cheng Tang, menegaskan perlunya pendidikan entrepreneur untuk generasi muda. Anak muda, jelas dia , punya semangat dan jiwa petualang yang tinggi . Menurut dia , entrepreneurship berkaitan dengan membangun dan mengembangkan semangat berwirausaha. Yakni, bermental kreatif dan inovatif , punya rasa ingin tahu , berpikir lateral atau berppikir di luar pola-pola yang sudah umum dan mampu beradaptasi . Juga, memiliki sumber daya berani mengambil risiko.”Harus tahu dimana tantangan dan peluangnya ,inovasi penting entreprenenur mindset harus dimiliki,” tegasnya. Senada dengan Lay Cheng Tan, Sutanto berharap para mahasiswa bisa memiliki jiwa pembelajar. Banyak kultur atau budaya yang bisa dipelajari untuk mendukung mental berwirausaha .Menurut dia , mental seorang wirausahawan harus gigih. “Saya lebih suka dia bilang ‘ Pak saya gagal ‘ daripada bilang ‘ Pak saya belum mencoba,” ujarnya. Artinya mahasiswa yang bersangkutan sudah berusaha . Mencoba dan gagal tidak masalah. Dengan kata lain , kompetensi meraka akan meningkat seiring dengan kegagalan dan upayanya untuk bangkit .Jangan jadikan kegagalan sebagai akhir atau keterpurukan . “Kalau gagal, bisa dicoba lagi, berusaha lagi,katanya.(puj/c5/oni).en_US
dc.language.isoiden_US
dc.subjectBerwirausahaen_US
dc.subjectTidak pernah cobaen_US
dc.subjectPantang menyerahen_US
dc.titleLebih Baik Gagal Berwirausaha daripada Tidak Pernah Mencobaen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record