Show simple item record

dc.contributor.authorSurya, Surya
dc.date.accessioned2023-11-01T07:54:17Z
dc.date.available2023-11-01T07:54:17Z
dc.date.issued2016-08-16
dc.identifier.urihttps://dspace.uc.ac.id/handle/123456789/6821
dc.descriptionTanggal 18 Mei, dunia merayakan International Muesum day (IMD). Tema atau isu IMD 2016 senapas dengan tema IMD 2015. Tahun ini, International Council of Museums (ICOM) menetapkan tema “Museums and Cultural Landscape”. Tahun lalu “Museums for Sustainabel Society”. Mengacu isu tersebut, presiden ICOM Prof Hans-Martin Hinz menyatakan, keberadaan museum salah satunya diharapkan memastikan menjaga keberlanjutan warisan budaya. Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika berkunjung ke museum kesultanan di Gedung Royal Regalia di Brunei Darussalam dalam salah satu sesi kunjungan kenegaraannya menyatakan kekagumannya pada museum yang melukiskan terpeliharanya sebuah kebudayaan tersebut. Menurut presiden, dari museum itu terlihat adanya kebudayaan dan budaya yang terpelihara serta terawatt dengan baik. Gedung Royal Regalia yang berbentuk kubah berciri khusus itu menjadi landmark di Bandar seri Begawan. Museum sengaja didirikan untuk didedikasikan memperingati penobatan sultan Hassanal Bolkiah yang ke -25 pada 1992. Bandar seri Begawan yang memiliki satu museum yang terbagi menjadi empat bagian yaitu Royal Regalia, Geleri Pergaan Kerajaan, geleri kerajaan perak, dan geleri sejarah konstitusi jelas sangat tidak sebanding bila dibandingkan dengan Indonesia. Begitu pun dengan Hongkong. Jumlah museum di Indonesia jauh melebihi salah satu pusat turisme dunia yang merupakan daerah khusus pemerintah Tiongkok tersebut. Hongkong beruntung karena ada museum lilin madame tussauds di sana. Itu pun koleksinya berupa buatan atau tiruan. Museum di Indonesia memiliki keunikan tersendiri. Selain jumlahnya banyak dan tersebar merata diberbagai daerah, jenis koleksinya pun beraneka ragam. Namun permasalahan mendasar belum terpecahkan baik dari sisi intern maupun ekstern museum, yang membuat museum tidak diminati wisatawan. Ardiwidjaja (2008) mengklasifikasikan permasalahan yang dihadapi museum di tanah air pada dua ranah: intern dan ekstern. Secara internal, terdapat kompleksitas fungsi museum yang tidak diimbangi profesionalitas SDM. Selain itu belum optimalnya pemanfaatan teknologi informasi, peragaan koleksi museum yang tidak ditata secara modern, serta belum berkembangnya museum sebagai tempat yang nyaman dan menyenangkan bagi masyarakat. Ditambah lagi, rendahnya kreativitas program dan aktivitas museum, kurang memadainya data dan informasi terkait dengan koleksi, serta belum diintegrasikannya museum dalam sistem pendidikan nasional. Secara eksternal, permasalahan yang muncul adalah persepsi masyarakat tentang museum yang belum terbangun dengan baik, kurangnya peran para ahli terhadap peran museum sebagai bagian dari pranata sosial, dan rendahnya minat masyarakat berkunjung ke museum bila dibandingkan dengan Negara maju. Selanjunya sebelum adanya sinergi dari stakeholder ke pariwisataan untuk menempatkan museum sebgai objek dan daya Tarik wisata unggulan dan kurangnya minat operator tur menjual museum dalam paket-paket wisata. Kementrian pariwisata pada masa pemerintahan SBY mencanangkan 2010 sebagai tahun kunjungan museum yang menjadi bagian dari Gerakan Nasional Cinta Museum (GNCM) hingga 2014. Program nasional itu dirancang untuk mendorong kesadaran masyarakat terhadap arti pentingnya museum serta meningkatkan jumlah pengunjung. Rata-rata jumlah kunjungan wisatawan ke 175 museum di seluruh tanah air sekitar 4,2 juta per tahun. Kegiatan tahun kunjung museum yang dipriortaskan di tujuh provinsi (DKI Jakarta, Jogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Sumatera Utara) telah berakhir. Tetapi, salah satu elemen penting yang menjadi urat nadi permuseuman di Indonesia masih belum terjamin keberlanjutannya. Yakni Cultural heritage sebagaimana tema sentral yang di angkat pada IMD 2016. Bagi Indonesia, Cultural Landscape dan cultural heritage menjadi isu penting sepanjang zaman. Sustainability warisan budaya yang tersimpan di museum patut menjadi perhatian serius pemerintah Jokowi dan menjadi isu sentral pada hari peringatan Hari Museum Sedunia ini. Pencurian Koleksi Museum Bukti bahwa keberlanjutan warisan budaya di Indonesia terancam adalah rentetan pencurian benda bersejarah yang menjadi koleksi museum. Pada 2013 empat artefak kuno abad ke-10 peninggalan majapahit dan mataram kuno milik museum Nasional Jakarta hilang dicuri. Dari empat koleksi emas yang hilang itu, tiga diantaranya merupakan benda peninggalan situs petirtaan jolotundo di kabupaten Mojokerto. Salah satunya adalah lempeng emas naga mendekam berukuran 5,6×5 cm dengan inskripsi yang sudah aus. Dua lainnya, lempeng bulan sabit beraksara dengan ukuran 8×5,5 cm dan satu wadah bertutup atau cepuk berukuran diameter 6,5 cm dengan tinggi 6,5 cm. Satu benda lainnya adalah peninggalan situs Candi Belahan atau juga dikenal dengan nama Sumber tetek di Gunung Penanggungan. Yaitu lempeng Harihara berbahan emas dan perak. Pada lempeng berukuran 10,5×5,5 cm itu terdapat lukisan arca Harihara yang berdiri diatas bantalan ganda. Melihat asal arca yang hilang bisa ditebak ini merupakan cerminan kekayaan sejarah yang melekat di gunung penanggungan. Gunung suci sejak era Raja Airlangga hingga Majapahit yang juga juga dikenal dengan nama pawitra itu memiliki ketinggian hampir 1.700 mdpl dan berlokasi di kabupaten Mojokerto. Gunung tersebut dikenal memiliki banyak candi, pertapaan dan punden berundak bernilai sejarah tinggi disekujur lerengnya. Dari angka tahun yang ditemukan dibeberapa bangunan candinya, diketahui bangunan-bangunan tersebut didirikan diantara abad X Masehi (Petirtaan Jolotundo 977 M) sampai abad XVI Masehi. Selain Jolotundo, candi masterpiece Gunung Penanggungan adalah candi kendalisodo yang sangat eksotis dan mistis. Momentum hari museum sedunia sengan isu sentralnya mendorong peran museum untuk menjaga kelestarian kebudayaan dan keberlanjutan peradaban harus dimaknai sebagai desakan kepada otoritas pemerintah terkait untuk menjamin terselamatkannya warisan budaya bernilai sejarah tinggi. Baik itu yang berda di dalam museum maupun yang berserakan di luar museum. Salah satunya yang paling rawan dan perlu menjadi perhatian adalah warisan budaya candi-candi di Gunung Penanggungan. Selamat hari museum sedunia 2016. (*)en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Ciputraen_US
dc.subjectmuseumen_US
dc.subjectIndonesiaen_US
dc.subjectMemastikanen_US
dc.titleMemastikan Keberlanjutan Museum di Indonesiaen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record