Show simple item record

dc.contributor.authorSurya, Surya
dc.date.accessioned2023-11-01T08:16:49Z
dc.date.available2023-11-01T08:16:49Z
dc.date.issued2016-08-16
dc.identifier.urihttps://dspace.uc.ac.id/handle/123456789/6823
dc.descriptionAir yang dikonsumsi warga Surabaya dan daerah sekitarnya menjadi kebutuhan vital. Bahan baku air minum itu sudah selayaknya dijaga. Air yang mengalir ke Surabaya ya menjadi bahan baku air minum dan penopang kehidupan manusia itu dari hulu sungai brantas di gunung anjosmoro. Bukan sesuatu yang mengherankan jika warga Surabaya merasa perlu menjaga kelestarian sumber-sumber mata air yang ada di hulu sungai brantas. Serombong mahasiswa Ciputra Surabaya berangkat dari Surabaya untuk melakukan adopsi mata air di kawasan penyangga tanam hutan raya R Soerjo, wonosalaam, jombang, sebanyak 200 mahasiswa kelas basic natural science itu menjalani kegiatan tahunan menghijaukan kawasan kritis di lereng gunung anjasmoro. Zhelby Gabriel mahasiswa semester 2 fakultas pariwisata Universitas Ciputra yang masuk dalam rombongan menuturkan kegiatan itu sudah dilakukan setiap tahun sejak 2010. Mereka bukan sekedar mengenalkan alam dari dekat melainkan juga ikut menanam. “Kami menanam pohon di daerah kritis yang lahannya miring. Kami berharap pohon-pohon yang ditanam bisa membantu masyarakat. Itu sekaligus kontribusi kami untuk memenuhi kebutuhan oksigen, karena hutan adalah bank oksigen, “kata Zhelby. Zhelby dan mahasiswa lain belajar tentang bank air bersih dan bank oksigen tidak hanya melalui ceramah. Mereka diajak mengenal lebih detail tentang hutan dan manfaatnya. Adopsi mata air dilakukan dengan penanaman bibit kemiri, alpukat, durian, nangka, dan jirek. Tanaman-tanaman itu dipilih karena memiliki karakter sebagai tanaman yang surplus air, artinya tanaman ini akan membantu menyimpan air lebih banyak sebagai pemasok mata air-mata air yang menghidupi kali brantas. “Kami menanam bibit pohon kemiri. Pohon ini bukan jenis tanaman berkayu keras, tetapi dalam lima tahun sudah menghasilkan biji-biji kemiri yang bisa dipanen, selain cepat tumbuh, kemiri adalah tanaman yang banyak menyimpan air, “Cahyaning Indrayati Pertiwi dari kelas Basic Natural Science. Kegiatan yang dilakukan jumat (20/5) dipusatkan di tiga desa kecamatan wonosalam dan desa gelengdewo. Mahasiswa harus menumpuh waktu 2 jam dari kampus Universitas Ciputra di Citraland Surabaya. Setelah 2 jam perjalanan, kendaraan di parkir dan semua harus melanjutkan dengan berjalan kaki menuju lokasi lereng-lereng penyangga kawasan konservasi di Gunung Anjasmoro. Ketiga lokasi memiliki karakteristik berbeda. Di dusun mendiro desa panglungan mahasiswa harus menuruni bukit dengan kemiringan 45 derajat untuk mencapai kali boro anak kali gunting, perjalanan ditempuh selama 45 menit. Namun, untuk kembali lagi ke atas dibutuhkan lebih dari 60 menit dengan jalan setapak yang licin. Meski terengah-engah semua terbayar dengan indahnya kicauan burung dan segarnya beberapa sumber air yang dijumpai disepanjang perjalan. Beberapa mahasiswa yang tidak biasa menempuh medan seperti itu harus di gendong untuk melanjutkan perjalanan. Di Gelengdowo, kegiatan menanam dibantu masyarakat dan pemuda kelompok Ekowisata Gelengdowo. Perjalanankelokasi dari balai desa gelengdowo melewati air terjun dan perbukitan yang dibelah beberapa anak sungai yang airnya jernih. Setelah menanam pohon, mahasiswa menikmati suguhan makanan khas wonosalam berupa sayur rebung, sayur pakis, dan the yang diseduh dari bahan-bahan yang didapatkan dari dalam hutan. Adopsi mata air menjadi bagian dari kontribusi mahasiswa di Surabaya dan ajang silahturahmi dengan masyarakat di wonosalam serta menjalin komunikasi hulu-hilir menjaga kelestarian mata air. “Kami berharap adopsi mata air dan penanaman pohon di kawasan hutan bisa membawa manfaat bagi kelestarian lingkungan dan menjadi sumbangan kecil dari mahasiswa Universitas Ciputra untuk kereng Gunung Anjasmoro yang menjadi bank air untuk Sungai brantas, “tutur Catherine Tanjoyo dari Fakultas International Business Management. (tim) Mengenal Hutan Lebih Dekat Lagi Pohon memenuhi kebutuhan manusia dengan memberi udara bersih. Dari akar-akar pohon ini mengalir sumber-sumber mata air yang mengalir ke sungai yang menjadi bahan baku PDAM dan sumber pengairan persawahan di lembah Brantas. Dari pohon-pohon itu dihasilkan buah durian, nangka, jambu dan beragam tanaman berkhasiat obat. Fungsi lainnya adalah hutan sebagai bank oksigen sekaligus menyerap panas dan udara kotor berupa karbondioksida. Adopsi mata air selalu mengutamakan menanam bibit jenis tanaman yang bisa memberikan manfaat ekonomi bagi masyrakat yang tinggal dikawasan tepi hutan. Dengan memanfaatkan buah-buahan ini akan menghindarkan masyarakat dari kegiatan merusak hutan seperti penebangan kayu dan ahli fungsi kawasan lindung menjadi perladangan. Hutan memiliki fungsi penting dalam konservasi sumber daya air karena didalam hutan terdapat pohon-pohon yang menjalankan fungsi membantu memasukkan air hujan ke dalam tanah (infiltrasi). Selain itu, keberadaan pohon-pohon di hutan mengurangi tingginya air larian permukaan yang meningkatkan sedimentasi. Dengan menghijaukan kawasan lereng gunung berarti membantu alam menabung air di dalam perut bumu. Jumlah air di bumi selalu tetap tetapi kualitasnya menurun. Untuk menjaga kelestarian air maka kawasan hulu harus di jaga karena 75 persen siklus air ada di kawasan pengunungan. (tim) Zakky Wahyudianto, fakultas International Business Management “Kegiatan di hutan di dusun Mendiro membuat saya lebih menghargai hutan, meningkatkan kepedulian mahasiswa untuk ikut bekontribusi dalam upaya pelestarian alam dan lingkungan hidup. Berjalan-jalan di hutan ini extreme dan membuat capek buanget, tetapi cool. Zhelby Gabriel, fakultas pariwisata Ini pengalaman mengesankan karena kami bisa tracking di dalam hutan, mengenal pohon-pohon besar seprti kemiri, beringin, dan durian, juga bertemu dengan masyarakat yang setiap hari bergantung dengan hutan. Catherine Tanjoyo, Fakultas International Business Management Senang sekali bisa merasakan segarnya udara di dalam hutan dan melihat langsung pancaran mata air dari dalam tanah yang selama ini hanya kami manfaatkan tanpa mengetahui dari mana sumbernya. Cahyaning Indrayanti Pertiwi, kelas Basic Natural Science Kami senang dengan perjalanan di alam, tetapi menyusuri hutan dan bersama banyak teman, menanam bersama, kesannya lebih menyenangkan dan totality fun. Kegiatan menanam dan mengadopsi pohon ini cool dan akan selalu dikenang.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Ciputraen_US
dc.subjectAdopsien_US
dc.subjectwateren_US
dc.subjecteyeen_US
dc.titleAdopsi Mata Air Hutan Lindungen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record