| dc.description | SURABAYA – Pemkot berencana memoles makam lawas Peneleh. Kompleks pemakaman seluas 4,5 hektare yang ada sejak 1814 itu bakal jadi memorial park. Bentuk pusara yang bernilai seni akan tetap dipertahankan.
Kondisi Makam Peneleh saat ini memang masih berantakan. Terlihat pula kambing berkeliaran di dalam area makam, khususnya di bagian selatan.
Meski demikian, masih cukup banyak pusara yang terjaga bentuknya. “Bentuk-bentuknya ini sungguh eksotis. Artistik, celetuk Direktur Sjarikat Poesaka Soerabaia Freddy H. Istanto yang Minggu siang berkunjung ke lokasi makam tersebut.
Freddy yang datang bersama sang istri, Vonny Rumambi, mengungkapkan, penataan Makam Peneleh harus diperlakukan seperti galeri seni. Sebab, pusara tersebut bisa dianggap mencerminkan karya seni yang berkembang pada abad ke-18 dan awal 19. “Bentuk pusaranya, ukirannya, termasuk tipografinya ini jelas khas sekali,” ujar dekan Fakultas Industri Kreatif Universitas Ciputra itu.
Kepala Bappeko Surabaya Agus Imam Sonhaji menjelaskan, rencananya, ada tembok khusus yang bertulisan nama-nama orang yang pernah disemayamkan di makam tersebut. “Banyak yang tulangnya sudah tidak ada, sudah diangkut ke Belanda,” ujar Agus.
Sementara itu, menurut Kepala UPTD Makam DKP Endro Purwo Margo makam lain juga dibenahi. Dalam waktu dekat, UPTD Makam DKP menambah 17 titik PJU (peneranganjalan umum). Lokasinya di TPU Babat Jerawat dan Keputih. (junibir/c17/nd) | en_US |