| dc.description | SURABAYA – Program Campus Social Responsibility (CSR) Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya telah merampungkan fase perkenalan antarmahasiswa pendamping dan adik asuh di 31 kecamatan se-Surabaya. Selanjutnya, para mahasiswa itu memulai pendampingan kepada adik asuhnya agar mau melanjutkan sekolah.
Dari proses seleksi selama tiga bulan, dinsos telah menugaskan 270 mahasiswa pendamping untuk membina anak-anak putus sekolah. Mahasiswa itu dipilih dari 24 kampus swasta maupun negeri di seluruh Surabaya. “Perkenalan untuk tiap-tiap kecamatan sudah selesai, tinggal Kecamatan Sukolilo Minggu depan,” ujar Direktur CSR Atiyun Najah Indhira dalam acara pertemuan mahasiswa pendamping dan kakak asuh di kantor Kecamatan Lakarsantri kemarin (29/4).
Perempuan yang akrab disapa Ayun itu menjelaskan, jumlah pasangan kakak dan adik asuh di tiap-tiap kecamatan berbeda, bergantung jumlah anak yang didaftarkan kecamatan terkait. khusus mahasiswa kampus Universitas Ciputra, mereka ditempatkan di dua kecamatan yang paling dekat, yaitu Lakarsantri dan Sambikerep. “Mereka memang request untuk mendampingi di kecamatan yang dekat dengan kampus,” ucapnya.
Ayun menambahkan, pada fase pertama, para mahasiswa pendamping akan ditugaskan untuk mengidentifikasi pennasalahan yang dihadapi tiap-tiap adik asuh. Kemudian, mereka harus merumuskan langkah paling tepat untuk mengatasinya. Mereka nanti menginventarisasi apa saja yang dibutuhkan si adik untuk bisa sekolah lagi,” kata perempuan ayu tersebut.
Salah seorang mahasiswa jurusan international business management (IBM), Fadli Abdul Aziz, mengungkapkan, dirinya menerima tawaran program CSR melalui e-mail yang dikirim kampus. Dia tergerak karena ingin menjadi contoh bagi adik kelasnya agar memiliki kesadaran sosial. “Dengan program ini, kami bisa jadi role model bagi adik-adik kelas,” ujar pria yang tinggal di kawasan Ampel tersebut.
Fadli meyakini ilmu yang dimilikinya dari kampus harus dituIarkan untuk memberikan manfaat bagi orang lain, apalagimembantu anak-anakyang putus sekolah. “Mereka ini kan penerus bangsa, jadi harus dibantu untuk terus sekolah,” imbuhnya. (tau/c17/git) | en_US |