Show simple item record

dc.contributor.authorKartika, Chrisyandi Tri
dc.date.accessioned2025-02-28T02:43:46Z
dc.date.available2025-02-28T02:43:46Z
dc.date.issued2024-03-05
dc.identifier.otherChrisyandi Tri Kartika
dc.identifier.urihttps://dspace.uc.ac.id/handle/123456789/8019
dc.description.abstractSabun batangan makin jarang digunakan di Jawa Timur. Namun, bukan berarti tidak ada lagi industri sabun batangan di Surabaya. Salah satunya di Jalan Samudra, cabangnya Jalan Kembang Jepun. Di sebuah bangunan tua masih diproduksi sabun batangan khas tempo doeloe. Chrisyandi Tri Kartika, koordinator komunitas Pernak-Pernik Surabaya Lama (PSL), belum lama ini mengajak sejumlah penggemar sejarah untuk eksplorasi pabrik sabun di Bakmistraat itu - nama Jalan Samudra pada masa Hindia Belanda. "Berdasar catatan yang ada, pabrik sabun batangan ini sudah ada sejak tahun 1923," kata Chrisyandi. Artinya, pabrik ini sudah berusia satu abad. Tepatnya 101 tahun. Merujuk pada informasi di sebuah buku telepon milik Chrisyandi Tri Kartika, pabrik sabun itu menempati persil atas nama Tuan Djoe Gwan di Jalan Bakmi 39. Di persil ini sekarang terdapat papan nama CV Samodra Mas, sebuah perusahaan sabun home industry. "Sampai sekarang masih aktif berproduksi karena ada permintaan pasar di luar pulau (Jawa). Sekarang lebih banyak didistribusikan di luar kota dan luar Jawa," kata seorang karyawa yang telah bekerja selama lebih dari 50 tahun.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherRadar Surabayaen_US
dc.subjectSurabayaen_US
dc.subjectSejarah Surabayaen_US
dc.subjectPerkembangan Kotaen_US
dc.subjectCity Developmenten_US
dc.subjectHistoryen_US
dc.subjectSurabaya Historyen_US
dc.titleSabun Batangan Zaman Belanda Masih Produksi di Surabaya, Diminati di Luar Jawaen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record