PERANCANGAN FURNITUR LESEHAN MODULAR DENGAN GAYA DESAIN KONTEMPORER
Abstract
Berbeda dengan cara duduk masyarakat Eropa dan Amerika yang senang
kursi tinggi dengan lebar dudukan yang pas pada tubuh, masyarakat di Nusantara
lebih menyukai beragam cara duduk: lesehan di lantai, duduk di tempat dengan
permukaan lebar, atau duduk di bidang lebih sempit.
Masyarakat di Jawa, misalnya, punya budaya duduk yang santai dan masih
leluasa bergerak pada bangku besar, seperti amben dari kayu atau lincak dari bambu.
Ada yang lebih memilih untuk duduk di atas dingklik dari kayu lebih kecil. Ada juga
tradisi duduk lesehan di atas tikar atau lantai.
Di Indonesia, cara duduk lesehan cukup populer untuk dilakukan baik di
rumah, di warung atau restoran yang ada fasilitas lesehan, atau saat berkumpul
bersama. Hal ini disebabkan oleh budaya duduk masyarakat Indonesia yang awalnya
tidak mengenal kursi. Fasilitas kursi kemudian diperkenalkan oleh budaya barat.
Saat ini, di rumah – rumah tradisional yang masih menggunakan lesehan
memilih alternatif lain yaitu dengan menggunakan divan yaitu fasilitas duduk yang
memiliki tinggi sama dengan kursi pada umumnya, hanya memiliki bidang duduk
yang luas sehingga dapat menampung banyak orang, dan penggunanya dapat
mengangkat kaki pada saat duduk. Selain divan, fasilitas duduk lesehan juga
memiliki kursi tanpa kaki yang populer pada masyarakat Jepang pada umumnya.
Namun yang menyebabkan jenis mebel ini kurang diminati masyarakat umum adalah
karena desain-nya yang selalu tradisional ataupun kuno sehingga masyarakat
menengah ke atas kurang menaruh minat kepada produk tersebut. Selain itu, karena
pada umumnya furnitur lesehan yang tersedia berukuran besar seperti divan dari jawa,
banyak pecinta lesehan yang mengurungkan niat untuk membelinya karena
keterbatasan lahan ataupun furnitur tersebut tidak dapat masuk ke dalam ruangan.
Walaupun banyak sekali pelaku dan peminat budaya duduk lesehan, namun
di pasaran Hampir tidak ada toko yang memenuhi kebutuhan fasilitas lesehan ini. Hal
ini disadari pada saat melakukan kunjungan dan survey ke toko – toko mebel yang
memiliki potensi sebagai pesaing seperti INDEX, Vinoti, Vivere, VL Brio, Cellini,
Melandas.
Karena itu, desainer ingin mengubah pandangan masyarakat yang
menganggap duduk lesehan hanya untuk kaum menengah ke bawah dengan
menampilkan gaya desain dan bentuk modular geometris yang kontemporer pada
produk lesehan ini sehingga dapat digunakan oleh kalangan yang lebih tinggi
tingkatnya dan dapat diletakkan di ruangan apapun.