PERANCANGAN BUSANA WANITA MENGGUNAKAN ELEMEN ANCIENT CHINESE DENGAN TEKNIK PRINTING BERGAYA RESORT WEAR
Abstract
Menurut data penduduk pada tahun 2010, jumlah terbesar peranakan suku Tionghoa diduduki oleh suku Jawa, kemudian disusul dengan Sunda dan Batak. Meskipun begitu ornament suku Tionghoa sangat beragam ini tidak diwariskan dengan baik oleh peranakannya. Penggunaan busana Cheongsam sudah jarang ditemukan pada perayaan imlek. Busana Cheongsam dianggap kuno, sehingga banyak generasi milenial yang sudah tidak tertarik menggunakannya. Dari hasil penggalian data, menemukan solusi untuk merubah mindset orang menggenai busana Cheongsam yang kuno dan kurang daily wear, dengan cara menggunakan style resort yang dikenal karena wearable untuk sehari-hari. Pengaplikasian motif bunga Chinese yang diambil dari sejarah Ancient Chinese, dimana budayanya merupakan penemu teh herbal pertama kali. Karena itulah bunga yang diangkat menjadi motif merupakan ingredient dari bunga pembuat teh di China. Selain itu karena sejarah the herbal ditemukan di China Selatan, kemudian penambahan pada elemen desain garis peta dan geometri dalam produk. Konsep yang diangkat menggunakan style resort. Brand Helle menerapkan wearable dengan menggunakan lightweight material dalam setiap produknya seperti satin, chiffon, roberto cavali, maxmara. Dalam penelitian ini, metode yang di gunakan adalah metode penelitian menggunakan kualitatif dengan cara melakukan observasi, wawancara kepada expert dan extreme user. Serta data yang diambil berdasarkan studi literatur, jurnal dan artikel. Dalam metode perancangan menggunakan lima tahapan design thinking. Dengan hasil desain konsep innovation cheongsam dapat dikenakan untuk pakaian daily wear dan melestarikan serta mengenalkan budaya Chinese di Indonesia, karena beraneka-ragamnya elemen China yang menarik sehingga perlu dipertahankan secara turun-temurun oleh generasi penerusnya.