dc.contributor.author | PURWONO, CINDY | |
dc.date.accessioned | 2022-01-27T07:49:58Z | |
dc.date.available | 2022-01-27T07:49:58Z | |
dc.date.issued | 2011 | |
dc.identifier.uri | http://dspace.uc.ac.id/handle/123456789/4351 | |
dc.description | Nowadays, there are many changes on both structures and familiy roles, which
can be seen through the high number of parent’s separation and divorcement
cases that make children live in a borken home family. In 2008, there were
200.000 cases of divorcement in Indonesia, and the number is keep increasing
(Susanto, 2009). According to Ross&Mirowsky in their research (1999), a young
adult that comes from a broken home family has high possibility to deal with
problems which can lead to depression. One of the causes is the negative thinking
which come from the bad exprience during their childhood time that may be
interviened (changed to be positive thinking) by social support. This research is
conduted to know the relationship betwen social support and depression stage on
a young adult from a broken family by using a quantitative methods. The
population is young adulthood, 20-40 years, has been working, has a broken home family, in Surabaya area. The population and sampling method used in this
research is purposive snowball sampling with 40 respondents. The measurement
tools employed in this research are social support questionnaire and depression
instrument adopted from BDI-II. The date will be analyzed using R-method to test
the validity, reliability, normality, homogenity, and product-moment correlation.
The validity test show that 40 items of social support’s questionnaire are valid
and it has high reliability value = 0.9905. The normality test using Shapiro-Wilk
Test show that the data do not have a normal distribution (p-value < 0.05), so the
nonparametic method is used. Researcher used Spearman-Rank Correlation to
know the correlation and get the p-value = 2.735e-13 and rho value = (-
)0.8709909. That means H0 (no correlation between two variable) is rejected, so
there is a significant relationship between social support and the depression stage
of young adult which comes from a broken home family, with a negative
correlation. The higher the social support that someone’s get, the lower the
depression stage and vice versa. One suggestion for a young adults who have
problems with depression is they must find and join with a community, especially
having a relationship with their partner, and best friend where they can share one
another to get additional social support and change the negative thinking to a
possitive one so the depression stage will be lower. | en_US |
dc.description.abstract | Dewasa ini, ada banyak perubahan dalam struktur dan fungsi keluarga yang
ditandai dengan banyaknya perceraian sehingga anak-anak menjadi broken home.
Pada tahun 2008, tingkat rata-rata perceraian di Indonesia mencapai 200.000
kasus pertahun dan jumlahnya terus bertambah (Susanto, 2009). Menurut
Ross&Mirowsky (1999), seorang individu dewasa yang memiliki keluarga broken
home saat anak-anak, kemungkinan besar akan mengalami masalah dalam
perkembangannya yang dapat menimbulkan depresi. Salah satu penyebabnya
adalah adanya pola pikir negatif akibat pengalaman buruk di masa kanak-kanak
yang kemungkinan dapat diintervensi (diubahkan menjadi lebih positif/rasional)
melalui dukungan sosial. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
hubungan antara dukungan sosial dengan tingkat depresi pada dewasa muda dari
keluarga broken home dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif.
Populasi penelitian ini adalah dewasa muda (20-40 tahun), sudah bekerja, berasal
dari keluarga broken home, dan berada di daerah Surabaya. Pemilihan populasi
dan sample menggunakan metode purposive snowball sampling dengan jumlah 40
responden. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dukungan sosial dan alat
ukur depresi adaptasi dari BDI-II. Data akan diolah dengan program R untuk uji
validitas, uji realibilitas, uji normalitas, uji homogenitas, dan korelasi product moment. Dalam uji validitas diketahui 40 aitem dari alat ukur dukungan sosial
semuanya valid, dan memiliki reliabilitas tinggi =0.9905. Sedangkan melalui uji
normalitas Shapiro-Wilk Test diketahui bahwa distribusi data tidak normal
(pvalue < 0.05) sehingga metode nonparametrik digunakan dalam penelitian ini.
Hasil uji korelasi dengan menggunakan Spearman-Rank Correlation adalah p value = 2.735e-13, dan nilai rho = (-)0.8709909. Hal ini berarti Ho peneliti (tidak
adanya hubungan antar dua variabel) ditolak sehingga ada hubungan yang
signifikan antara dukungan sosial dengan tingkat depresi pada dewasa muda dari
keluarga broken home yang berkorelasi negatif. Semakin banyak dukungan sosial
yang diterima, maka tingkat depresi yang dialami akan menurun begitu juga
sebaliknya. Saran peneliti untuk individu dewasa muda yang mengalami depresi
adalah menemukan dan menggabungkan diri dengan komunitas, terutama
menjalin relasi dengan pasangan, sahabat dimana dapat saling sharing satu sama
lain sehingga bisa mendapatkan tambahan dukungan sosial dan mengubah pikiran
negatif menjadi lebih positif sehingga tingkat depresi menurun. | en_US |
dc.language.iso | id | en_US |
dc.publisher | Universitas Ciputra Surabaya | en_US |
dc.subject | dukungan sosial | en_US |
dc.subject | depresi | en_US |
dc.subject | dewasa awal | en_US |
dc.subject | broken home | en_US |
dc.title | HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA DEWASA AWAL DARI KELUARGA BROKEN HOME | en_US |
dc.type | Thesis | en_US |
dc.identifier.kodeprodi | 73201 | |
dc.identifier.nim | 30107013 | |