Show simple item record

dc.contributor.authorYolanda, Anastasia
dc.date.accessioned2022-04-01T06:57:14Z
dc.date.available2022-04-01T06:57:14Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://dspace.uc.ac.id/handle/123456789/4811
dc.descriptionSatisfied and safe feelings with own financial situation usually called as financial well-being. Women work for the sake of a better financial well-being. Women whom on their way to build their careers will be going through some stages, one of those stages is early career. Early career women defined as women who working on their first jobs. Unfortunately early career women have a poor financial management skill, they also lack of financial knowledge about important financial matters. These poor skills and low financial knowledge will lead to low level of financial well-being. A low or bad financial well-being also caused by impulse buying, a behavior when individual buys things without advance planning. Higher impulse buying will create financial problems which will lead to low level of financial well-being. It will eventually affect their performances at work and their well being, until finally lead to dissatisfaction with their lives. So, researcher assumed that the higher it’s impulse buying level, then the financial well-being level will become lower and vice versa. This study aimed to examine the relationship between impulse buying and financial well-being of X Company early career women. This study utilized quantitative approach with correlational design. Research data were collected using modified Buying Impulse Scale and InCharge Financial Distress/Financial Well-being Scale. Purposive sampling were used to obtain sample (N=50) from X Company. The result obtained by using Pearson Product Moment showed that there is no significant relationship between impulse buying and financial well-being (r = 0,136; p > 0,05). It shows that a higher level of impulse buying doesn’t necessarily followed by a lower level of financial well-being and vice versa. Researcher assumes that financial well-being was measured as a subjective perception to the individuals, so whether they’re making an impulse buying or not, it will not bring any significant effect. Based on the findings of this study, the researcher suggested that an objective measurement should be conducted as well as the subjective measurement of financial well-being in the next studies. Researcher also suggested for early career women to keep handling over their financial situation (savings, income, spending, etc) so it may bring a better satisfaction to life.en_US
dc.description.abstractPerasaan puas dan aman dengan keadaan finansial disebut dengan financial well-being. Wanita bekerja demi mencapai financial well-being yang lebih baik. Wanita yang sedang membentuk karirnya memiliki tahap-tahap dalam merintis karir tersebut, salah satunya yaitu early career. Wanita early career adalah wanita yang sedang dalam tahap dimana ia memiliki pekerjaan pertamanya. Sayangnya, wanita early career kurang mampu dalam mengatur finansialnya, mereka juga kurang memiliki pengetahuan yang mendalam tentang hal-hal penting seputar finansial. Hal ini kemudian akan berdampak pada financial well-being yang rendah. Rendahnya financial well-being juga disebabkan oleh impulse buying yaitu perilaku membeli tanpa perencanaan sebelumnya. Impulse buying yang tinggi akan menimbulkan masalah-masalah finansial yang kemudian mengarah pada rendahnya financial well-being. Financial well-being yang buruk akan mempengaruhi kinerja maupun well-being wanita early career hingga akhirnya mereka tidak sejahtera dalam hidupnya. Peneliti berasumsi bahwa semakin tinggi impulse buying, maka financial well-being akan semakin rendah dan begitu juga sebaliknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara impulse buying dengan financial well-being pada wanita early career di Perusahaan X. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain penelitian korelasional. Data penelitian didapatkan dengan alat ukur Buying Impulse Scale dan InCharge Financial Distress/Financial Well-being Scale yang telah dimodifikasi. Sampel (N=50) diambil dari populasi wanita early career di Perusahaan X dengan teknik purposive sampling. Analisa data menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment dan menunjukkan tidak adanya hubungan antara impulse buying dan financial wellbeing pada wanita early career di Perusahaan X (r = 0,136; p > 0,05). Artinya semakin tinggi impulse buying, maka tidak akan diikuti oleh financial well-being yang rendah dan begitu juga sebaliknya. Peneliti melihat bahwa hal ini disebabkan karena financial well-being merupakan hal yang subjektif bagi individu sehingga impulse buying yang ia lakukan tidak akan memberikan dampak yang signifikan, dan juga beberapa kemungkinan lainnya. Melihat tidak adanya hubungan antara kedua variabel, peneliti menyarankan pada penelitian selanjutnya agar mengukur financial well-being baik dari sisi subjektif maupun objektif. Peneliti juga menyarankan pada wanita early career agar tetap menjaga keadaan finansialnya seperti tabungan, penghasilan, pengeluaran, dll sehingga mampu menjalankan kehidupan yang lebih sejahtera dan tentram.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Ciputra Surabayaen_US
dc.subjectFinancial Well-beingen_US
dc.subjectImpulse Buyingen_US
dc.subjectWanita Early Careeren_US
dc.subjectEarly Career Womanen_US
dc.titleHUBUNGAN ANTARA IMPULSE BUYING DENGAN FINANCIAL WELLBEING PADA WANITA EARLY CAREER DI PERUSAHAAN Xen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidn0712038301
dc.identifier.kodeprodi73201
dc.identifier.nim30112008
dc.identifier.dosenpembimbingCICILIA LARASATI REMBULAN


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record