HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DAN WELL BEING PADA ENTREPRENEUR DI SURABAYA
Abstract
Indonesia membutuhkan banyak entrepreneur untuk mengembangkan
perekonomian negara. Penggalakan entrepreneur dilakukan untuk mencetak
usaha-usaha baru. Alhasil, prediksi pada tahun 2014 jumlah entrepreneur di
Indonesia akan mencapai angka yang baik, yakni 2%. Sayangnya, berita tersebut
tidak hanya membawa kabar baik, namun juga kabar buruk bagi entrepreneur.
Semakin ketatnya kompetisi yang diakibatkan jumlah usaha yang semakin
banyak, memberikan dampak resiko kegagalan sebuah bisnis yang semakin besar.
Akibatnya, well being entrepreneur menjadi fokus perhatian karena indikasinya
akan kesehatan mental seseorang dan pengaruhnya pada produktivitas kerja.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah dukungan sosial
berhubungan dengan well being pada kelompok entrepreneur di Surabaya.
Dukungan sosial diduga menjadi variabel yang berhubungan dengan well being.
Peneliti tertarik untuk melihat hubungan kedua variabel tersebut pada diri seorang
entrepreneur yang cenderung independen dan otonom.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan
desain korelasional. Hal ini dilakukan dengan alat pengumpul data berupa
modifikasi MSPSS (untuk mengukur dukungan sosial) dan adaptasi PLS-R (untuk
mengukur well being). Populasi dalam penelitian ini adalah entrepreneur di
Surabaya dengan kriteria sampel yaitu memiliki usia usaha minimal 3 tahun,
bekerja, dan berdomisili di Surabaya. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebanyak 94 subyek yang diambil dengan menggunakan teknik incidental
sampling. Analisa data dilakukan dengan menggunakan Pearson Product
Moment.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang positif antara
dukungan sosial dan well being pada entrepreneur di Surabaya (r = 0,279; p-value
< 0,001). Artinya, semakin tinggi tingkat dukungan sosial, semakin tinggi pula
tingkat well being subyek. Tetapi perlu diperhatikan bahwa kekuatan korelasi
kedua variabel tergolong lemah. Aspek well being yang ditemukan berhubungan
dengan dukungan sosial adalah life satisfaction (r = 0,340; p-value < 0,001) dan
vitality to challenge (r = 0,203; p-value < 0,05). Sumber dukungan sosial yang
ditemukan berhubungan dengan well being adalah sumber dukungan dari rekan
kerja (r = 0,292; p-value < 0,01) dan keluarga (r = 0,207; p-value < 0,05).
Mengingat hubungan yang sangat signifikan antara dukungan sosial dan well
being maka peneliti memberi saran kepada para entrepreneur untuk dapat bersikap lebih
terbuka terhadap dukungan dari lingkungan sosialnya dan dapat bersikap lebih asertif
ketika membutuhkan bantuan. Peneliti juga memberi saran kepada keluarga entrepreneur
untuk dapat membentuk lingkungan yang mendukung bagi entrepreneur.