Show simple item record

dc.contributor.authorSuryanto, Cindy
dc.date.accessioned2022-12-15T04:25:12Z
dc.date.available2022-12-15T04:25:12Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://dspace.uc.ac.id/handle/123456789/5576
dc.descriptionSeashell is one of the marine products which is a main income for fishermen in fisheries. However, the benefits of seashells itself haven’t been optimal and become waste that has no sale value, use value, and aesthetic value. While some craftsmen use shells into handicrafts such as souvenirs, the use is still limited and still inefficient. Seashell itself hasn’t been widely used in the fashion world, only limited into maerials for accessories only, so the idea arose from the author to design a Ready To Wear Deluxe collection by utilizing waste pearl shell as a base for ornamental stones or new beads, in order to improve design quality, sale value, use value, and aesthetic value that can be applied to pearl shells. Processing is carried out on pearl seashells by upcycle technique into ornamental stones or beads, which are ready to be used as beading materia in the Ready To Wear Deluxe collectionl. By applying the upcycle technique on pearl seashells to make new material of ornamental stones or beads, the author hope that the fashion world become aware that in addition to the Swarovski or Mote which is commonly used for beading materials, shellfish resources can be used as well as decorative application media which valuable, and through proper research methods and appropriate processing techniques, it can also increase the selling value, use value, and aesthetic value of seashells in Indonesia to global.en_US
dc.description.abstractKerang merupakan salah satu hasil laut yang menjadi pendapatan utama bagi para nelayan di perikanan. Tetapi pemanfaatan kulit kerang sendiri belum optimal dan menjadi tumpukan limbah yang tidak memiliki nilai jual, nilai guna, dan nilai estetis. Adapun beberapa pengrajin lokal memanfaatkan kulit kerang menjadi kerajinan tangan seperti cendera mata namun masih tergolong terbatas dan masih belum efisien. Kulit kerang sendiri belum banyak digunakan dalam dunia fesyen, masih terbatas hanya digunakan dalam material dalam aksesoris saja, maka dari itu penulis me muncul kan suatu ide untuk merancangkan suatu busana Ready To Wear Deluxe dengan pemanfaatan limbah kulit kerang mutiara sebagai bahan dasar alternatif baru batu hias atau beading , guna meningkatkan hasil kualitas desain, nilai jual, nilai guna, dan nilai estetis yang dapat diterapkan pada limbah kulit kerang mutiara ter sebut. Pengolahan yang dilakukan pada kulit kerang mutiara ini adalah dengan menggunakan teknik upcycle menjadi batu hias atau payet, yang siap digunakan sebagai material beading pada busana Ready To Wear Deluxe . Dengan menerapkan teknik upcycle pada kulit kerang mutiara ini untuk membuat bahan dasar alternatif baru batu hias atau payet, penulis berharap agar dunia fesyen menyadari bahwa selain Swarovski atau Mote yang biasa digunakan untuk material beading , sumber daya lain seperti kulit kerang dapat pula dimanfaatkan menjadi media aplikasi dekoratif yang bernilai, dan melalui metode penelitian dan proses teknik pengolahan yang tepat dapat pula meningkatkan nilai jual, nilai guna, dan nilai estetis kulit kerang di Indonesia bahkan hingga mancanegaraen_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Ciputra Surabayaen_US
dc.subjectmaterial beadingen_US
dc.subjectkulit kerangen_US
dc.subjectsustainabilityen_US
dc.subjectseashellsen_US
dc.titlePERANCANGAN READY TO WEAR DELUXE PEREMPUAN DENGAN PEMANFAATAN KULIT KERANG MUTIARA MENGGUNAKAN TEKNIK UPCYCLE SEBAGAI ALTERNATIF MATERIAL BEADING PADA BRAND CSen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.nidn6744296
dc.identifier.kodeprodi90231
dc.identifier.nim20716038
dc.identifier.dosenpembimbingMARINI YUNITA TANZIL


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record