PERBANDINGAN EFEKTIVITAS TERAPI PEELING SALICYLIC ACID 20% DAN MANDELIC ACID 40% TERHADAP PERBAIKAN HIPERPIGMENTASI PASKA INFLAMASI KARENA JERAWAT
Abstract
Hiperpigmentasi Paska Inflamasi (HPI) merupakan melanosis reaktif umum yang disebabkan oleh berbagai peradangan maunpun gangguan kulit sebelumnya. HPI dapat terjadi dimana saja, termasuk permukaan kulit, selaput lendir dan kuku. Mandelic acid merupakan senyawa larut air golongan AHA (a-hydroxyl acids) yang berasal dari hidrolisis ekstrak almond pahit dan dilaporkan bermanfaat untuk merawat j erawat dan hiperpigmentasi. Salicylic acid merupakan senyawa golongan BHA (/3-hydroxyl acids) yang seringkali digunakan sebgai anti inflamasi dan agen peeling superfisial untuk HPI. Jenis penelitian yang digunakan merupakan ekperimental deksriptif yang bertujuan untuk melihat adanya perbandingan efektivitas antara tempi peeling salicylic acid 20% dan mandelic acid 40% terhadap perbaikan HPI karena jerawat dengan penilaian berdasarkan foto kondisi sebelum dan sesudah mendapatkan tempi peeling. Sampel yang diteliti adalah 10 orang kelompok usia 18-25 tahun dengan kondisi kulit HPI karena jerawat dengan masing-masing pasien diberi tempi peeling setiap satu kali per dua minggu yang diulangi sebanyak tiga kali dan satu kali pertemuan tambahan untuk kontrol terakhir, tempi peeling dilakukan dengan memberikan agen peeling yang berbeda pada kedua sisi wajah secara acak pada setiap pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa agen peeling salicylic acid 20% lebih dapat ditoleransi oleh pasien, namun mandelic acid menunjukkan hasil yang lebih baik dalam menyembuhkan HPI karena jerawat.

