Hubungan usia reproduktif lanjut dengan penurunan kualitas oosit
Abstract
Akhir-akhir ini ada tren global peningkatan jumlah wanita hamil usia reproduktif lanjut yang disebabkan oleh penundaan pasangan untuk memiliki anak. Fertilitas wanita merupakan salah satu aspek yang terpengaruh dengan penambahan usia. Kapasitas reproduksi wanita memuncak pada usia 25 tahun, menurun sedikit pada usia 32 tahun dan mulai menurun dengan cepat saat usia 37 tahun. Oosit ini merupakan sel yang kompleks dan memiliki banyak organel dan molekul, semua komponen di dalam oosit ini harus baik agar oosit ini dapat berkembang dan melangsungkan perkembangan embrio yang baik. Bila ada gangguan ataupun kelainan pada organel atau komponen dari oosit, dapat menyebabkan gangguan perkembangan ataupun kelainan pada kualitas embrio.
Mitokondria merupakan suatu organel dalam sel yang memiliki tugas utama untuk menghasilkan energi. Karakteristik khusus dari mitokondria yang membedakan dengan organel lain adalah mitokondria memiliki komponen genetik berupa DNA mitokondria (mtDNA). Fungsi utama mtDNA ini adalah replikasi ataupun sintesis beberapa protein yang digunakan untuk respirasi seluler di fosforilasi oksidatif. Jumlah mtDNA berhubungan dengan jumlah mitokondria pada suatu sel.
Pada beberapa penelitian sebelumnya, didapatkan hubungan linier positif antara penurunan jumlah mtDNA dengan bertambahnya usia. Diketahui juga angka terjadinya keguguran dan juga aneuploidi yang meningkat seiring dengan usia saat hamil. Mitokondria pada oosit ini sangat krusial pada proses meiosis ( maturasi nukleus dan sitoplasma) saat folikulogenesis, fertilisasi dan juga fase embrionik awal. Tulisan ini membahas peranan mitokondria, secara spesifik mitokondria DNA (mtDNA) dan hubungannya dengan usia reproduktif lanjut dalam aspek reproduksi.

