PERBEDAAN SIKAP ANTARA PSIKOLOG KLINIS DAN DOKTER TERHADAP PENGOBATAN KOMPLEMENTER ALTERNATIF “AKUPUNTUR” DALAM PENGOBATAN TERINTEGRASI HOLISTIK
Abstract
Pengobatan Komplementer Alternatif (PKA) merupakan pengobatan alternatif yang sudah meluas di dunia. Di negara maju PKA berkembang pesat seperti Australia (52-69%), Kanada (59-60%), Amerika (62%), Singapura (76%), dan Jepang (50%). Selain di negara maju, PKA juga dikenal di Indonesia. Pada tahun 2004, pengguna PKA di Indonesia mencapai 32,8% . Namun PKA di Indonesia masih tergolong rendah dibanding di negara maju. PKA memiliki beberapa macam dan salah satunya adalah akupuntur. Akupuntur merupakan teknik memasukan/memanipulasi jarum ke dalam “titik akupuntur” tubuh dengan tujuan memulihkan kesehatan dan kebugaran, khususnya sangat baik untuk membatu proses pengobatan secara fisik atau mental. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kuantitatif. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan sikap terhadap psikolog klinis dan dokter terhadap pengobatan komplementer alternatif “akupuntur” dalam pengobatan terintegrasi holistik. Peneliti menyebarkan angket ke beberapa Rumah Sakit, Puskesmas, dan IPK. Instrumen yang digunakan merupakan modifikasi dari penelitian sebelumnya, yaitu Psychologists Attitudes Towards Complementary and Alternative Therapies (PATCAT) Quesionnaire . Dari hasil uji Mann Whitney Test yang telah dilakukan, ditemukan bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara sikap psikolog klinis dan dokter. Hasil yang diperoleh dari hasil uji coba tersebut adalah U= 0,049; p < 0,05. Hal ini menunjukan bahwa sikap dari dokter lebih cenderung positif dibandingkan psikolog klinis. Pembahasan lebih lanjut mengenai penelitian ini dapat dilihat dalam penelitian ini.

