PERBEDAAN SIKAP ANTARA PSIKOLOG KLINIS DAN DOKTER TERHADAP PENGOBATAN KOMPLEMENTER ALTERNATIF “ SPIRITUAL ITAS ” DALAM PENGOBATAN TERINTEGRASI HOLISTIK DI SURABAYA
Abstract
Penggunaan Pengobatan Komplementer Alternatif (PKA) pada masyarakat saat ini semakin meningkat. Salah satu jenis PKA yang cukup popular di masyarakat Indonesia adalah pendekatan spiritualitas , yaitu sesuatu yang berhubungan dengan jiwa (ruh) atau kebatinan manusia yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri dan orang lain, serta memberikan sikap dan perilaku sesuai dengan keyakinan seseorang tertentu. Pendekatan spiritualitas dapat mendorong individu menjelaskan penderitaan dan tantangan yang sedang dihadapi melalui keya kinan yang dimiliki dan pada akhirnya menyimpulkan bahwa semua yang dialami bukanlah suatu penderitaan. Spiritualitas juga diperlukan dalam perawatan paliatif karena menjadi sumber kebermaknaan hidup, memengaruhi pilihan penanganan dan perawatan, serta sik ap terhadap proses sekarat pada pasien dengan penyakit kronis. Tenaga kesehatan perlu sensitif terhadap kebutuhan klien akan isu spiritualitas. Sayangnya berbagai penelitian menunjukkan bahwa mayoritas tenaga kesehatan tidak peduli dengan pemenuhan kebutuh an spiritual itas klien dan bahkan menolaknya. Penelitian ini menyelidiki apakah ada perbedaan sikap antara psikolog klinis dan dokter terhadap PKA spiritual itas . Data dari 40 responden yang diolah dengan uji Independent Sampel T - test menunjukkan tidak ada perbedaan sikap terhadap PKA spiritual yang signifikan antara psikolog dan dokter di Surabaya. Sikap psikolog klinis terhadap PKA spiritualitas ( rerata = 32,9 ) sedikit lebih tinggi dibanding sikap dokter (rerata = 31,5 ). Walau demikian perbedaan rerata tersebut juga tidak terbukti signifikan ( t = 0,92 , p>0,05)

