Show simple item record

dc.contributor.authorSyarwan, Angelina Shelanda Anu
dc.date.accessioned2025-12-03T11:41:44Z
dc.date.available2025-12-03T11:41:44Z
dc.date.issued2022
dc.identifier.urihttps://dspace.uc.ac.id/handle/123456789/8713
dc.descriptionWhen the globalization affect cultures in Indonesia, not a few people choose to reduce the aspects of culture in their daily lives. This is, of course a crucial problem when people no longer preserve the cultures that exist in their area. One of the cultures that need to get more attention from the public is the existence of the Banjar Puppet. Puppets that are often encountered today are very synonymous with Javanese culture. Considering the wayang art is starting to be forgotten and the limited information obtained by the public, an alternative is needed to overcome this problem. People assume that traditional arts, which is wayang, is an ancient or outdated culture, resulting in a lack of public interest in learning about wayang in Indonesia. One of them is wayang from Banjar which is not widely known by the younger generation today, in the form of symbols or the meaning for each character. Using the design thinking design method, this study obtained data collection through primary data and secondary data. The preliminary data used a qualitative method of direct interviews with 6 experts and 12 extremes. Secondary data collection was obtained through journals, websites, articles, and books related to the research conducted. The method used in the design using the design thinking method. The target market uses the VALS theory, namely experiencers for high resource women who like to express themselves and follow trend. The result of the study from the ASHE brand is to design ready-to-wear deluxe women's clothing that applies Banjar puppet motifs from South Kalimantan with hand embroidery machine techniques and beading techniques. The design uses a combination of other characteristics of the Kalimantan region as a localism motif of cultural wisdom. This collection is designed in a modern, elegant, and semi-formal style following fashion trends according to the target market's interests. The first collection of ASHE brand, Lakoon, was made in 5 look designs consisting of tops, one bustier, outer (outer, crop outer), mini/short pants, long pant, culotte, waist peplum. Maintaining the Banjar puppet culture is necessary to create a collaboration that can attract the interest of young people so that the cultural heritage is preserved and maintained.en_US
dc.description.abstractKetika unsur globalisasi mempengaruhi budaya di Indonesia tidak sedikit masyarakat yang memilih untuk mengurangi unsur kebudayaan di kehidupan sehari-harinya. Hal ini tentunya menjadi permasalahan yang krusial ketika masyarakat tidak lagi menlestarikan budaya-budaya yang ada di daerahnya. Salah satu budaya yang perlu mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat adalah eksistensi Wayang Banjar. Wayang yang sering dijumpai saat ini sangat identik dengan kebudayaan Jawa. Mengingat kesenian wayang yang mulai dilupakan dan keterbatasan informasi yang diperoleh oleh masyarakat maka perlu sebuah alternatif untuk mengatasi permasalahan ini. Anggapan masyarakat terkait kesenian tradisional, salah satunya wayang merupakan budaya yang kuno atau ketinggalan zaman sehingga mengakibatkan minimnya minat masyarakat untuk mempelajari wayang-wayang yang ada di Indonesia. Salah satunya wayang dari Banjar yang belum banyak diketahui oleh generasi muda saat ini, berupa simbol maupaun arti dari suatu makna pada setiap karakter tokohnya. Pada penelitian ini menggunakan metode perancangan design thinking, pengumpulan data diperoleh melalui data primer dan data sekunder. Data primer menggunakan metode kualitatif wawancara secara langsung dengan 6 expert dan 12 extreme. Pengumpulan data sekunder diperoleh melalui jurnal, website, artikel, dan buku terkait dengan penelitian. Metode perancangan menggunakan metode design thinking. Pada target market menggunakan teori VALS yaitu experiencers untuk wanita sumber daya tinggi yang suka mengekspresikan diri dan mengikuti trend. Hasil penelitian dari brand ASHE adalah merancang busana wanita ready-to-wear deluxe yang mengaplikasikan motif wayang Banjar asal Kalimantan Selatan dengan teknik free hand emboridery dan penambahan beading. Serta kombinasi motif lainnya berciri Kalimantan sebagai motif localism kearifan budaya. Koleksi ini dirancang dengan style yang modern, elegant, dan semi-formal mengikuti trend fashion yang dirancang sesuai dengan minat target market. Pada koleksi pertama brand ASHE yaitu Lakoon, dibuat berupa 5 look desain yang terdiri dari top, bustier, outer, short pants, long pants, kulot, waist peplum. Untuk mempertahankan budaya Wayang Banjar perlu untuk menciptakan sebuah kolaborasi yang dapat menarik minat kaum muda. Agar warisan budaya tetap lestari dan terjaga.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Ciputraen_US
dc.subjectTeknik beadingen_US
dc.subjectTeknik embroideryen_US
dc.subjectMotif Kalimantanen_US
dc.subjectBeading techniqueen_US
dc.subjectEmbroidery techniqueen_US
dc.subjectKalimantan motifsen_US
dc.subjectWayang Banjaren_US
dc.subjectReady-to-wear deluxeen_US
dc.titlePenerapan Motif Wayang Banjar pada Perancangan Busana Ready to Wear Deluxe dengan Teknik Free Hand Embroideryen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.kodeprodi90234
dc.identifier.nim0206051810054
dc.identifier.dosenpembimbingSoelistyowati
dc.identifier.dosenpembimbingFabio Ricardo Toreh


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record