Show simple item record

dc.contributor.authorGabriella, Shannon
dc.date.accessioned2025-12-08T07:47:08Z
dc.date.available2025-12-08T07:47:08Z
dc.date.issued2022
dc.identifier.urihttps://dspace.uc.ac.id/handle/123456789/8763
dc.descriptionAlong with the development of the era and how technology advances, natural materials are rapidly being replaced by synthetic materials, causing liquid waste pollution and is harming the ecosystems. This liquid waste is often associated with synthetic dyes which have a lot of toxic content that interfere with the marine life. The aim of this research is to help the environment by using natural dyes which then are also associated with naturaly dyed Sasirangan fabrics from South Kalimantan that’s said to have been decreasing, especially among the younger generation. Creating new Sasirangan pattern that seem more modern, but still using the basting stitch technique as the characteristic of Sasirangan fabrics, and adjusting to the demands of the target market. Some of the plants used to produce the natural dyes include indigo, tingi, jelawe, mahogany, and mango. The mixture of tingi and jelawe plants produces a dark brown color, mahogany and mango plants produce a gray-beige color and indigo plants produce a blue color on the Sasirangan cloth. The process of extracting natural dyes for tingi, jelawe, mahogany and mango plants is done by boiling, while indigo plants require a lime mixing process and an aeration process to produce indigo paste. The concept of creating a collection is in the form of resort wear deluxe that suggests environmentally friendly materials but still has a modern and on trend style. Using the VALS theory, the design is targeted at young women with a penchant for going on vacation and differs in the age of 20-30 years old. A thinker is a professional, responsible and knowledgeable consumer, experiencers are consumers who are up to date and follow trends. This research method uses qualitative methods, collecting primary data by interviewing 6 experts and 12 extreme users. Secondary data was obtained by studying literature in the form of books, journals, articles, websites, social media and videos. At the design stage using the design thinking method. The solution offered, apart from using natural dyes, is also a fashion collection with the addition of decorative techniques in the form of free hand embroidery or manual embroidery. The addition of fish and zig zag pattern that is inspired by the Sasirangan traditional pattern called Gigi Haruan, was added to make the design look more dynamic and unified with the overall H, A and X silhouette.en_US
dc.description.abstractSeiring berkembangnya jaman dan majunya teknologi, bahan alam dengan pesat tergantikan oleh bahan sintesis sehingga merusak kehidupan pada ekosistem alam yang menyebabkan pencemaran pada limbah cair. Pencemaran limbah cair tersebut sering disangkutkan dengan pewarna sintetis yang memiliki banyak kandungan beracun sehingga mengganggu kehidupan laut. Tujuan penelitian adalah untuk membantu lingkungan dengan menggunakan pewarna alam yang juga disangkutkan dengan kain Sasirangan pewarna alam asal Kalimantan Selatan yang mengalami penurunan/ kurang tersebarnya kain Sasirangan pewarna alam terutama pada kalangan anak muda. Menciptakan motif Sasirangan yang terkesan lebih modern, akan tetapi tetap menggunakan teknik pembuatan yang ciri khas dari kain Sasirangan, menyesuaikan dengan mintat target market. Beberapa tumbuhan yang digunakan untuk menghasilkan pewarna alam diantaranya adalah indigo, tingi, jelawe, mahoni, dan mangga. Pencampuran tumbuhan tingi dan jelawe menghasilkan warna coklat tua, tumbuhan mahoni dan mangga menghasilkan warna beige keabuan dan tumbuhan indigo menghasilkan warna biru pada kain Sasirangan. Proses ekstraksi pewarna alam pada tumbuhan tingi, jelawe, mahoni dan mangga dilakukan dengan cara direbus sedangkan tumbuhan indigo memerlukan proses pencampuran kapur dan proses aerasi untuk menghasilkan sebuah pasta indigo. Konsep penciptaan koleksi berupa busana resort wear deluxe yang mengemukakan bahan yang ramah lingkungan akan tetapi tetap bergaya modern dan on trend. Menggunakan teori VALS, perancangan di targetkan pada wanita muda dengan kegemaran pergi berlibur dan berusia 20-30 tahun. Seorang thinker adalah konsumen yang profesional, bertanggung jawab dan berpengetahuan luas, experiencers adalah konsumen yang up to date dan mengikuti trend. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif, mengumpulkan data primer melalui wawancara terhadap 6 expert dan 12 extreme user. Data sekunder diperoleh dengan studi literatur berupa buku, jurnal, artikel, website , media sosial serta video. Pada tahapan perancangan menggunakan metode design thinking. Solusi yang di tawarkan selain dengan menggunakan pewarna alam, juga adalah koleksi busana dengan penambahan teknik dekoratif berupa free hand embroidery atau bordir manual. Adanya penambahan motif bordir berbentuk ikan dan zig zag/ bergerigi yang terinspirasi dari motif kain Sasirangan bernama Gigi Haruan, ditambahkan untuk membuat design terlihat lebih dinamis dan satu kesatuan dengan keseluruhan motif bersiluet H, A dan X.en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherUniversitas Ciputraen_US
dc.subjectResort Wearen_US
dc.subjectReady to Wear Deluxeen_US
dc.subjectSasirangan Fabricen_US
dc.subjectNatural Dyesen_US
dc.subjectFree Hand Embroideryen_US
dc.subjectPewarna Alamen_US
dc.subjectKain Sasiranganen_US
dc.subjectEmbroideryen_US
dc.titlePerancangan Resort Wear Deluxe Penciptaan Motif Menggunakan Teknik Jelujur Sasirangan Pewarna Alam dengan Teknik Embroideryen_US
dc.typeThesisen_US
dc.identifier.kodeprodi90241
dc.identifier.nim0206051810033
dc.identifier.dosenpembimbingSoelistyowati
dc.identifier.dosenpembimbingDewa Made Weda Githapradana


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record