Pemanfaatan Limbah Ban Sebagai Leather Alternative untuk Tas Unisex
Abstract
Pembangunan industri di Indonesia sekarang sedang berkembang sangat pesat, seiring dengan pertumbuhan bisnis digital khususnya di bidang transportasi. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya bisnis transportasi berbasis digital seperti Gojek, Grab, Anterin, Bonceng Driver, dan berbagai aplikasi transportasi online lainnya. Pertumbuhan tersebut menyebabkan meningkatnya jumlah kendaraan bermotor. Menurut data dari Badan Pusat Statistik, jumlah kendaraan bermotor di Indonesia naik 12,36% dari tahun 2017 sampai 2019(Badan Pusat Statistik). Hal ini memberikan dampak jumlah limbah ban di Indonesia terus bertambah karena demand untuk produksi ban meningkat. Ban terbuat dari campuran bahan karet dan plastik yang menyebabkan ban sangat susah diuraikan secara alami dan menyebabkan limbahnya hanya dibuang ke laut tanpa diproses, yang kemudian dapat menyebabkan polusi air dan membahayakan kelangsungan biota laut. Karena masalah tersebut, maka brand Habl merancang tas unisex dengan bahan limbah ban dalam yang akan di upcycle, dan dikombinasikan dengan material dan elemen lain untuk menambah nilai jual. Ban dalam biasanya dibuang meskipun hanya rusak sedikit seperti lubang kecil, yang kemudian menimbun di tempat pembuangan sampah dan akhirnya dibuang ke laut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeksplor pemanfaatan ban dalam bekas sebagai alternatif dari kulit hewan untuk dijadikan produk fashion yaitu tas. Mengingat besarnya dampak kulit asli terhadap lingkungan sekitar karena proses pengolahannya yaitu tanning, dimana membutuhkan banyak air dan berbagai macam bahan kimia yang dapat mempengaruhi efisiensi instalasi pengolahan limbah, dan ketidakseimbangan ekologis. Penyusunan tugas akhir ini menggunakan metode penelitian primer yaitu kualitatif dan kuantitatif, juga penelitian sekunder yang diperoleh melalui studi literatur seperti buku, jurnal, artikel, video, website, atau internet yang relevan sebagai referensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ban dalam bekas dapat diolah menjadi berbagai bentuk produk tas yang durable dengan style techwear, dan meskipun di Indonesia tren techwear baru muncul, brand Habl dapat menggunakan kemunculan tren ini untuk mulai meluaskan penggunaan produk hasil upcycle ban dalam bekas dengan style techwear dalam fashion sehari-hari(Dixit et al., 2015).

