Perbedaan Derajat Keparahan Masalah Mahasiswa Ditinjau Dari Modus Tempat Tinggal
Abstract
Kehidupan sebagai mahasiswa adalah kehidupan yang penuh dengan perubahan dan tantangan. Tantangan ini dapat berdampak positif ke arah pertumbuhan pribadi mahasiswa, namun juga dapat berdampak negatif yang memberikon stres tersendiri. Dalam situasi yang penuh tantangan biasanya orang membutuhkan dukungan sosial untuk dapat melakukan penyesuaian diri dengan lebih baik. Tinggal bersama keluarga dapat dianggap sebagai salah satu bentuk dukungan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan derajat keparahan masalah yang dialami antara mahasiswa yang tinggal bersama keluarga dan yang tidak tinggal bersama keluarga. Dengan mengetahui perbedaan derajat keparahan masalah antara dua kelompok mahasiswa, konselor diperguruan tinggi dapat merencanakan dan memberikan layanan psikologis dengan lebih efektif pada kelompok sasaran yang tepat. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket yang berisikan empat belas area masalah. Angket disebarkan kepada 717 mahasiswa yang tinggal bersama keluarga dan 503 mahasiswa yang tidak tinggal bersama keluarga. Di samping itu dilakukan pula wawancara individual kepada 16 orang mahasiswa, 4 orang konselor perguruan tinggi, dan fokus group discussion (FGD) kepada 4 kelompok mahasiswa. Hasil menunjukkan adanya perbedaan derajat keparahan masalah antara dua kelompok di atas pada tujuh dari empat belas area masalah yang ada. Dibandingkan mahasiswa yang tinggal bersama keluarga, mahasiswa yang tidak tinggal bersama keluarga mengalami masalah dengan derajat keparahan yang lebih tinggi pada area-area masalah akademik, transisi, hubungan sosial, konsep dan identitas diri, kecemasan dan perlakuan negatif dari lingkungan. Sedangkan mahasiswa yang tinggal bersama keluarga mengalami masalah dengan derajat keparahan yang lebih tinggi pada masalah yang berkaitan dengan relasi dengan orang tua. Mahasiswa yang tidak tinggal bersama keluarga umumnya berasal dari luar kota/daerah sehingga mengalami lebih banyak perubahan dan tantangan penyesuaian diri. Mereka yang jauh dari keluarga juga mengalami kesulitan untuk bertemu dengan keluarga untuk mendapatkan dukungan sosial yang amat diperlukan untuk menghadapi stres. Hasil serta implikasi penelitian akan dieksplarosi lebih lanjut pada artikel ini.