HUBUNGAN ANTARA SPIRITUALITAS DAN ADVERSITY QUOTIENT PADA MAHASISWA PERGURUAN TINGGI NEGERI X DAN Y DI SURABAYA
Abstract
Perjalanan menjadi mahasiswa perguruan tinggi negeri (PTN) tidaklah
mudah, berbagai tantangan harus dilewati baik sebelum maupun setelah menjadi
mahasiswa, sehingga diperlukan adversity quotient agar mahasiswa dapat melewati
masa perkuliahannya dengan baik. Salah satu cara coping yang efektif bagi
mahasiswa untuk menyelesaikan tantangan dalam masa perkuliahan adalah dengan
mendekatkan diri kepada Tuhan sebagai bagian dari spiritualitas. Penelitian ini
bertujuan untuk melihat hubungan antara spiritualitas dan adversity quotient pada
mahasiswa perguruan tinggi negeri X dan Y di Surabaya menggunakan metode
penelitian kuantitatif dengan desain korelasional. Hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah terdapat korelasi positif antara spiritualitas serta dimensidimensinya (belief in God, search for meaning, mindfulness, feeling of security) dan
adversity quotient pada mahasiswa perguruan tinggi negeri X dan Y di Surabaya.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei dengan
mengadaptasi skala the spirituality questionnaire (Hardt et al, 2012) dan adversity
quotient (Firmansyah; Djatmika & Hermawan, 2016). Teknik pengambilan sampel
menggunakan nonprobability sampling dengan cara accidental sampling. Subjek
dalam penelitian ini adalah 205 orang mahasiswa perguruan tinggi negeri X dan Y
di Surabaya berusia 17-22 tahun. Analisis data dilakukan dengan dua langkah yaitu
uji normalitas dengan menggunakan teknik Kolmogorov Smirnov dan uji hipotesis
dengan menggunakan teknik Spearman Rho dikarenakan distribusi data tidak
normal. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi positif antara spiritualitas
serta dimensi-dimensinya (belief in God, search for meaning, mindfulness, feeling
of security) dan adversity quotient pada mahasiswa perguruan tinggi negeri X dan
Y di Surabaya {(r = 0.401 dengan p = 0.000; r = 0.332 dengan p = 0.000; r = 0.268
dengan p = 0.000; r = 0.230 dengan p = 0.000; r = 0.397 dengan p = 0.000)
(p<0.05)}. Hal ini menunjukkan semakin tinggi spiritualitas serta dimensidimensinya yang diperoleh mahasiswa, maka semakin tinggi pula adversity
quotient yang dimilikinya, begitupun sebaliknya. Berdasarkan hasil penelitian,
disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat lebih mengeksplorasi variabelvariabel terkait dengan spiritualitas dan adversity quotient, seperti
mengombinasikan variabel spiritualitas dan adversity quotient dengan variabelvariabel lain seperti motivasi berprestasi, regulasi diri, subjective well being,
kecerdasan emosional, happiness dsb untuk memperkaya hasil penelitian