dc.description.abstract | Gagal ginjal akut (GGA) sering ditemukan dalam praktek klinik namun diagnosisnya dapat tertunda oleh karena keterbatasan alat diagnostik. Dewasa ini, kriteria diagnostik RIFLE, AKIN, dan KDIGO untuk menilai adanya GGA dan keparahannya dianggap tidak cukup untuk menggambarkan kompleksitas sindrom GGA. Proteinuria dan mikroalbuminuria yang merupakan marker klasik progresi cedera ginjal kronik, telah dipergunakan dan divalidasi untuk progresi GGA ke CKD. Kidney injury molecule-1 (KIM-1), neutrophil gelatinase-associated lipocalin (NGAL), dan urinary cystatin C dapat berperan dalam memrediksi pemulihan ginjal. Indikasi biopsi ginjal pada pasien kritis ialah gangguan ginjal yang tidak jelas atau progresi CKD dengan hematuria glomerulus dan proteinuria lebih dari 1 gram per hari, manifestasi ginjal dari penyakit sistemik yang mengancam nyawa, kecurigaan penolakan akut atau kronik dari ginjal transplan. Mempertahankan hemodinamik yang adekuat seharusnya bermanfaat dalam pence-gahan onset atau perburukan GGA, namun kelebihan cairan harus dihindari. Sampau saat ini penentuan saat inisiasi acute renal replacement therapy (ARRT) masih kontroversial, demikian pula nilai ambang spesifik untuk memulainya belum sepenuhnya disepakati | en_US |