HUBUNGAN ANTAR A KEPRIBADIAN EXTRAVERSION DA N STRESS MANAGEMENT SELF - EFFICACY PADA SALES PERSON DI SURABAYA BARAT
Abstract
Salah satu divisi yang hampir selalu ada dalam sebuah perusahaan adalah
divisi penjualan. Karyawan yang bekerja dalam divisi itu disebut sales person.
Sales person merupakan salah satu kunci dan aset penting dari kesuksesan dan
kelancaran sebuah perusahaan. Dalam pekerjaannya, sales person memiliki
banyak tantangan yang muncul baik dari dalam maupun dari luar diri individu.
Tantangan-tantangan yang muncul dan terjadi secara terus menerus dapat
mengakibatkan individu mengalami stress dalam pekerjaannya. Dalam kondisi
tersebut individu diharapkan memiliki keyakinan diri untuk mampu dalam
mengurangi, menghindari, dan mengelola stres yang terjadi. Hal itu disebut juga
dengan stress management self-efficacy. Salah satu faktor yang diduga
berhubungan dengan tingkat stress management self-efficacy individu adalah
faktor kepribadian extraversion.
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui hubungan antara
kepribadian extraversion dan stress management self-efficacy pada sales person di
Surabaya Barat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan
desain korelasional. Alat pengumpul data pada penelitian ini berupa kuesioner
skala kepribadian extraversion dan skala stress management self-efficacy. Subyek
penelitian adalah sales person di Surabaya Barat baik pria maupun wanita dan
minimal sudah melewati masa percobaan kerja selama 3 bulan. Jumlah sampel
pada penelitian ini adalah 100 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan
adalah incidental sampling. Hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan
Pearson Product Moment dengan bantuan komputerisasi program R.2.11.0.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif antara kepribadian
extraversion dan stress management self-efficacy pada sales person di Surabaya
Barat dengan tingkat korelasi sedang (Bungin, 2001) (r = 0,39; p-value < 0,05).
Sumbangan efektif kepribadian extraversion terhadap stress management selfefficacy subyek adalah sebesar 15,33%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
semakin ekstrovert, maka semakin tinggi pula stress management self-efficacy
seseorang. Sebaliknya semakin introvert, maka semakin rendah stress
management self-efficacy seseorang. Akibat tingkat korelasi yang sedang, maka
peneliti menduga adanya faktor lain yang turut mempengaruhi SMSE individu,
antara lain: jenis kelamin, status pernikahan, keikutsertaan dalam suatu
perkumpulan atau organisasi, dan lama bekerja, dimana pada penelitian ini topiktopik tersebut belum dijelaskan secara mendalam sehingga dapat dikembangkan
dalam penelitian selanjutnya.
Melihat adanya hubungan positif antara kepribadian extraversion dan
SMSE, maka peneliti menyarankan pada sales person untuk memperhatikan dan
meningkatkan variabel-variabel yang berkaitan dengan stress management selfefficacy. Sedangkan untuk perusahaan, peneliti menyarankan untuk lebih
memperhatikan hal-hal yang menjadi bahan masukan dan pertimbangan dalam
melakukan pengembangan stress management self-efficacy pada sales person.