Studi Fenomenologis: Dinamika Interaksi Identitas Sosial pada Pasangan Perkawinan Beda Etnis
Abstract
Orientasi perempuan Tionghoa dalam memilih pasangan pada penelitian ini lebih didasarkan pada kualitas personal tanpa memanang etnis pasangan. Hal ini kontradiktif dengan orientasi orangtua mereka yang lebih mengedepankan aspek kultural sehingga secara kuat mendorong anak-anaknya untuk melakukan pernikahan homogami. Perbedaan orientasi ini membuat perkawinan antaretnis Jawa dan Tionghoa cenderung memiliki latarbelakang konflik. Suku Jawa dan etnis Tionghoa yang menekankan pentingnya harmoni sosial dalam relasi, membuat isu interdependensi pada perkawinan antaretnis menjadi hal yang penting untuk dikaji. Penelitian ini memiliki dua tujuan utama: Pertama, adalah untuk mengidentifikasi manifestasi interdependensi, dan kedua adalah memahami dinamika interdependensi pada relasi perkawinan perempuan Tionghoa dengan pria Jawa. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi pada empat pasang suami istri di Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana dinamika interaksi indentitas sosial pada pelaku perkawinan beda etnis. Penelitian ini dilakukan di Yogyakarta pada 4 pasangan Jawa dan Tionghoa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa identitas sosial pada pelaku pasangan beda etnis terbagi ke dalam 4 bentuk interaksi: Identitas yang Melebur, Identitas yang Tersangkar (Nested), Orientasi pada Kesamaan Atribut dan Orientasi pada Esensi Nilai. Pembahasan pada masing-masing bagian dianalisis dengan perspektif teori identitas sosial. Keempat bentuk tersebut merepresentasikan gradasi tingkat asosiasi individu terhadap etnisnya.