Show simple item record

dc.contributor.authorNurhadi, Stefani
dc.date.accessioned2023-12-06T07:24:46Z
dc.date.available2023-12-06T07:24:46Z
dc.date.issued2023
dc.identifier.issn2746-7856
dc.identifier.urihttps://dspace.uc.ac.id/handle/123456789/6911
dc.description.abstractMorbus hansen (MH) atau kusta adalah infeksi kronik granulomatus yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang dapat menyebabkan kecacatan dan disabilitas yang signifikan pada penderita. Kusta memiliki faktor resiko seperti kerentanan genetik, paparan lingkungan, serta faktor sosio-ekonomi. Diagnosis dan klasifikasi kusta dibuat berdasarkan anamnesis, pemeriksaan kulit, dan histopatologi. Cacat akibat kusta dapat terjadi disebabkan infiltrasi bakteri pada kulit dan saraf, serta karena reaksi kusta berupa neuritis akut. Pencegahan dan perawatan cacat tangan dan kaki perlu dilakukan sedini mungkin serta perawatan mandiri oleh penderita. Telah dilaporkan sebuah kasus MH tipe BT pada seorang lelaki usia 29 tahun yang disertai dengan cacat kusta tingkat 2. Tatalaksana yang diberikan adalah multi drug treatment (MDT) multi basiler (MB) paket I dan vitamin B1 B6 B12 serta dikonsulkan ke bagian rehabilitasi medis. Bagian rehabilitasi medis memberikan stimulasi otot intrinsik tangan, latihan range of movement (ROM), pergerakan dan fungsional tangan. Tujuan dari penanganan kusta adalah memutus rantai penularan, menyembuhkan penderita, dan mencegah kecacatan. Program pemberantasan kusta melibatkan pengobatan dengan rejimen multi-drug treatment (MDT) yang disesuaikan dengan tipe penyakit. Pencegahan dan perawatan cacat pada kusta meliputi latihan fisik, perlindungan tangan dan kaki, serta perawatan luka dan kulit. Tak kalah pentingnya penderita kusta juga wajib memahami cara merawat diri sendiri dan menghindari faktor risiko yang dapat memperburuk kondisi. Pencegahan dan perawatan cacat pada kusta berperan penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita. Program pemberantasan kusta yang melibatkan pengobatan MDT telah terbukti efektif dalam mengurangi insiden penyakit. Perawatan mandiri oleh penderita melalui latihan fisik, perlindungan tangan dan kaki, serta perawatan luka dan kulit dapat membantu mencegah terjadinya cacat yang lebih parah. Dengan pendekatan yang holistik dan komprehensif, diharapkan dapat mengurangi dampak negatif kusta pada penderita dan masyarakat secara keseluruhan.en_US
dc.publisherUniversitas Ciputra Surabayaen_US
dc.subjectMorbus Hansenen_US
dc.subjectkustaen_US
dc.subjectcacat kustaen_US
dc.subjectmulti drug therapyen_US
dc.titleSEORANG LELAKI DENGAN MORBUS HANSEN TIPE BORDERLINE TUBERKULOID DISERTAI CACAT KUSTA TINGKAT 2en_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record