| dc.description.abstract | Surabaya adalah ibukota Jawa Timur dan merupakan kota terpadat kedua di
Indonesia. Lokasinya yang strategis membentuk pola kehidupan masyarakat
sebagai kota dagang dan pelabuhan. Seiring perkembangan zaman dan bertumbuh
pesatnya dunia industri menyebabkan pola hidup masyarakat semakin majemuk.
Salah satu suku yang memegang peranan yang cukup penting dalam kegiatan
perdagangan di Surabaya adalah masyarakat Tionghoa yang menghuni Chinese
Kamp, di kawasan Kembang Jepun, Kapasan, dan Pasar Atom. Kembang Jepun
sendiri adalah sebuah kawasan bisnis yang berlokasi di sepanjang Jalan Kembang
Jepun, Surabaya. Dahulu area ini merupakan pasar malam yang ramai namun
tidak berlangsung lama, bahkan setelah melakukan upaya revitalisasi kembali,
kawasan ini mengalami penurunan lagi pada tahun 2008. Nilai sejarah dan identitas
lokal merupakan hal yang dapat menjadi kebanggaan kota Surabaya dan menjadi
alasan mengapa membangun ulang citra di kawasan pecinan ini. Beberapa solusi
diajukan untuk menjawab permasalahan ini, diantaranya membagi area menjadi
dua zona yaitu zona tur bangunan tua dan zona edukasi. Selain pembagian
zonasi, diadakan juga festival budaya Tionghoa setiap bulannya dengan tema
yang berbeda-beda, serta melakukan restorasi terhadap bangunan tua yang ada. | en_US |