PENGARUH PROGRAM PENGELOLAAN PENYAKIT KRONIS (PROLANIS) DALAM MASA PANDEMI TERHADAP PEMANTAUAN FUNGSI GINJAL (UREA DAN KREATININ) PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS MADE DAN PUSKESMAS SIMOMULYO SURABAYA
Abstract
Diabetes melitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang ditandai dengan kenaikan glukosa darah akibat gangguan sekresi insulin. Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita DM salah satunya nefropati diabetik. Nefropati diabetik adalah faktor pemicu terjadinya gagal ginjal stadium akhir. Untuk mencegah komplikasi perlu pemeriksaan fungsi ginjal (urea dan kreatinin) serta laju filtrasi glomerulus. PROLANIS merupakan program Kementerian Kesehatan dalam mencegah terjadinya komplikasi sehingga pasien DM mendapatkan kualitas hidup lebih baik. Penelitian ini bertujuan menganalisa pengaruh kegiatan PROLANIS terhadap urea dan kreatinin sebagai indik ator fungsi ginjal pada penderita DM di Puskesmas Made dan Puskesmas Simomulyo Surabaya yang dipantau selama 3 bulan. Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental dengan memberikan perlakuan terhadap subjek yang diteliti dengan alur pene litian prospektif . Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling penderita DM yang mengikuti PROLANIS serta masuk dalam kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Data dianalisis menggunakan uji T berpasangan dan uji Wilcoxon signed rank test . Uji komparasi menunjukkan nilai (p=>0,05) pada Puskesmas Made yang berarti tidak terdapat perbedaan yang bermakna pemeriksaan fungsi ginjal (urea dan kreatinin) pada kegiatan PROLANIS sebelum dan sesudah dipantau selama 3 bulan. Hasil uji komparasi Puskesmas Simomulyo menunjukkan nilai (p=<0,05) yang berarti terdapat perbedaan bermakna pemeriksaan fungsi ginjal (urea dan kreatinin) pada kegiatan PROLANIS sebelum dan sesudah dipantau selama 3 bulan.

