Perancangan Busana Ready-to-Wear Deluxe dengan Mengaplikasikan Motif Burung Maleo Menggunakan Teknik Freehand Embroidery
Abstract
Industri fesyen adalah salah satu sektor ekonomi global yang paling terkenal dan juga memiliki jangkauan budaya yang tidak bisa disaingi oleh sebagian besar industri lain. Malcolm Barnard pada karyanya yang berjudul ‘Fashion as Communication’ menjelaskan bahwa fesyen dan pakaian merupakan suatu fenomena kultural yang menjadikan fesyen seringkali digunakan sebagai media untuk mengkomunikasikan identitas, kelas, gender, seksualitas, dan sosial (Barnard, 2013). Perancangan busana ready-to-wear deluxe dengan mengaplikasikan motif burung maleo menggunakan teknik freehand embroidery guna untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan keberadaan dan terancam punahnya burung maleo. Pengaplikasian motif ini diharapkan dapat membantu masyarakat menjadi lebih familiar akan burung maleo dan dapat turut berpartisipasi dalam melindungi dan melestarikan burung maleo. Tahapan perancangan terdiri dari lima tahap, yaitu empathize, define, ideate, prototype, dan test. Dalam Metode Design Thinking, pengumpulan data menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer menggunakan metode kualitatif berupa wawancara kepada 6 expert dan 12 extreme user. Sedangkan data sekunder ditinjau dari hasil penelitian melalui jurnal, buku, observasi dan sebagainya. Hasil perancangan brand St. Maro adalah membuat ready-to-wear deluxe yang mengaplikasikan motif burung maleo menggunakan teknik freehand embroidery dan beading yang dirancang dengan style elegant mengikuti trend SS 21/22. Dirancang sesuai dengan hasil wawancara dan target market untuk digunakan pada acara spesial. Koleksi Mabello ini terdiri dari 3 dress, 1 blazer, 1 atasan, 1 bralette, 1 inner, 1 celana pendek, dan 1 celana panjang. Target market yang sesuai adalah wanita usia 22-28 tahun dengan middle up financial economy. Advertisement, website, campaign video, social media, dan brand collaterals digunakan sebagai media memperkenalkan dan mengedukasi mengenai brand St. Maro dan koleksi Mabello.

