Analisis Pembentuk Ruang Sosial Lingkungan Hunian Kampung
Abstract
Sebagai bagian dari arsitektur vernakular, kampung-kampung di Indonesia mulai ditonjolkan
dan didukung pemerintah untuk saling berkompetisi dengan beragam aktivitas sosialnya yang
mendukung perekonomian wilayah, baik di kota maupun desa. Kampung Made, Maspatih, dan
Peneleh di wilayah urban Surabaya menjadi obyek amatan karena memiliki keunikan dari jenis
kegiatan dan interaksi sosial serta potensi keberlanjutannya mengubah gang/jalan kampung
menjadi ruang-ruang sosial. Metode wawancara dan pengamatan langsung dilaksanakan
melalui kunjungan lapangan secara acak. Hasilnya terdapat empat kelompok interaksi dan
kegiatan sosial, yaitu perayaan, bermain-bercengkerama, mencuci-menjemur, dan berjualan.
Terjadinya interaksi dan kegiatan sosial pada tempat-tempat yang tersebar di seluruh
gang/jalan kampung, ditandai oleh elemen-elemen fisik yang dapat dikelompokkan menjadi
tujuh, yaitu dinding, tanaman, perabot, pagar, pintu, undakan, lantai. Fenomena bercampurnya
kegiatan pribadi dan sosial disebabkan keterbatasan fisik, sebaliknya didukung pembangunan
fisik oleh pemerintah. Interaksi sosial secara alamiah terjadi di ruang-ruang terbuka antara
rumah-rumah penduduk, di gang-gang dan jalur sirkulasi, tidak dapat dihindari, dan menjadi
kebutuhan penghuni kampung yang padat serta meleburnya berbagai kegiatan pribadi menjadi
sumber interaksi sosial.

