Show simple item record

dc.contributor.authorTri Kartika, Chrisyandi
dc.date.accessioned2025-09-03T01:17:53Z
dc.date.available2025-09-03T01:17:53Z
dc.date.issued2025-09-02
dc.identifier.other20060086
dc.identifier.urihttps://dspace.uc.ac.id/handle/123456789/8574
dc.descriptionKeberadaan Pasar Babaan di kawasan Kebalen, Surabaya Utara, bukan sekadar tempat jual beli kebutuhan harian, tetapi juga bagian dari sejarah pertumbuhan kota. Pasar Babaan telah ada sejak lama dan menjadi pusat ekonomi warga di kawasan yang sejak masa kolonial dikenal sebagai daerah padat penduduk. Menurut Chrisyandi Tri Kartika, pustakawan Universitas Ciputra Surabaya, Pasar Babaan berkembang secara alami sejak zaman kolonial Belanda. Ia mengatakan jika melihat perkembangan kota Surabaya dengan mulai banyaknya industri, diperkirakan pasar ini mulai ramai sejak tahun 1800-an. "Pasar Babaan sudah ramai sejak dulu karena lokasinya berada di lingkungan yang padat penduduk dan dekat dengan pelabuhan. Kawasan Kebalen sendiri memang sejak awal dihuni oleh para pekerja pabrik, kuli, dan nelayan yang datang dari berbagai daerah," jelas Chrisyandi Tri Kartika. Chrisyandi menambahkan, pasar ini menjual kebutuhan rumah tangga sehari-hari seperti sayur-mayur, ikan, bumbu dapur, dan keperluan dapur lainnya. Fungsinya sangat vital bagi masyarakat sekitar yang mayoritas adalah keluarga pekerja dari sektor informal. "Banyak dari para pekerja itu sudah berkeluarga, sehingga muncul kebutuhan ekonomi rumah tangga yang harus dipenuhi. Dari situ, aktivitas pasar tumbuh dengan sendirinya," tambahnya. Chrisyandi menjelaskan bahwa pertumbuhan penduduk di Kebalen juga didorong oleh arus migrasi tenaga kerja yang didatangkan oleh pemerintah kolonial dari luar Surabaya, terutama untuk memenuhi kebutuhan tenaga kasar di pelabuhan dan industri sekitar. "Kebalen menjadi semacam titik kumpul berbagai kelompok pekerja, terutama dari Bali dan wilayah lain di Jawa. Ini menciptakan dinamika sosial-ekonomi yang memunculkan kebutuhan akan pasar lokal seperti Babaan," ujarnya. Hingga kini, meski pasar modern dan minimarket mulai menjamur, Pasar Babaan tetap menjadi pilihan warga sekitar. Harganya yang relatif terjangkau serta kedekatan emosional antara pedagang dan pembeli menjadi nilai lebih yang sulit digantikan. "Pasar-pasar seperti Babaan ini adalah cermin kehidupan masyarakat kelas pekerja masa lalu," tutupnya. (sur/opi)en_US
dc.language.isoiden_US
dc.publisherradarsurabaya.jawapos.comen_US
dc.subjectSurabayaen_US
dc.subjectHistoryen_US
dc.subjectOld Townen_US
dc.subjectMarketen_US
dc.subjectPasar Tradisionalen_US
dc.subjectPasaren_US
dc.subjectPerdaganganen_US
dc.titlePasar-Pasar Kuno Surabaya, Jejak Perdagangan dari Masa Majapahit: Pasar Babaan, Jejak Perdagangan Lama di Kawasan Padat Kebalen Surabayaen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record