KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM PROSES KONSELING PASANGAN SUAMI-ISTRI DI GKSI SAMARINDA
Abstract
KOMUNIKASI INTERPERSONAL DALAM PROSES KONSELING
PASANGAN SUAMI-ISTERI DI GKSI SAMARINDA
Masalah-masalah yang dialami dan dihadapi oleh masyarakat Indonesia terutama
masalah yang dihadapi oleh pasangan suami-isteri di Indonesia tidak boleh
dianggap remeh. Karena banyak sekali kasus yang terjadi di Indonesia terutama
perseteruan pasangan suami-isteri akibat masalah pernikahan yang dihadapi oleh
pasangan suami-isteri. Jika masalah pernikahan yang dihadapi pasangan suami istri tersebut tidak segera diatasi dan diselesaikan, akan menimbulkan konflik
yang membawa efek negatif baik kepada keluarga besar, lingkungan, bahkan
pasangan suami-istri itu sendiri. Samarinda sebagai Ibukota Provinsi Kalimantan
Timur juga menghadapi masalah pernikahan pasangan suami-istri seperti contoh
di Gereja Kristen Sangkakala Indonesia (GKSI) Samarinda. Untuk
menanggulangi dan mengurangi permasalahan tersebut, konseling merupakan
salah satu cara untuk membantu pasangan suami-isteri tersebut menanggulangi
dan mengatasi masalah yang dihadapi. Dari proses konseling tersebut yang
dibantu oleh konselor, pasangan suami-istri masing-masing dapat mengutarakan
pendapat dan sudut pandang mereka baik itu tertuju kepada pasangannya,
konselor, ataupun keduanya. Dalam proses pelaksanaan konseling yang
dilakukan, tentu terdapat komunikasi terutama komunikasi interpersonal.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui penerapan komunikasi
interpersonal dalam proses konseling pasangan suami-isteri di GKSI Samarinda.
Proses pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan metode wawancara
kepada masing-masing informan dari penelitian ini. Dari proses pengambilan dan
analisis data yang dilakukan, hasil dari temuan data ini adalah proses komunikasi
interpersonal yang terjadi di Gereja Kristen Sangkakala Indonesia atau GKSI
Samarinda adalah dua arah dan langsung antara gembala sidang GKSI Samarinda
selaku konselor dan pasangan suami-istri GKSI Samarinda selaku konseli,
pasangan suami-istri lebih aktif berbicara dan gembala sidang GKSI Samarinda
menjadi pendengar aktif. Hal ini dilakukan agar gembala sidang GKSI Samarinda
mengetahui dan mempelajari lebih dalam dan rinci masalah yang dihadapi oleh
jemaatnya atau pasangan suami-istri tersebut.