INOVASI TELOV WAFFLE SEBAGAI HASIL AKULTURASI SNACK EROPA DENGAN INDONESIA KHUSUSNYA SURABAYA
Abstract
Waffle telah menjadi pilihan usaha kuliner saat ini. Keberadaannya yang
bermunculan hampir di setiap pusat perbelanjaan membuat peneliti ingin turut
berkontribusi dalam memberikan diversifikasi makanan di bidang snack yaitu
TeLov Waffle. Terciptanya produk inovasi tersebut telah melalui proses yang
cukup panjang baik dari proses akulturasi, eksperimen, observasi, uji organoleptik
serta uji laboratorium. Proses akulturasi dilakukan dengan melakukan eksperimen
terhadap elemen-elemen yang telah diperoleh selama mengumpulkan informasi,
terhadap snack Eropa yaitu waffle dan Indonesia yaitu Bapel. Tahap selanjutnya
dilakukan melalui proses eksperimen sebanyak empat kali dan terpilih salah satu
resep, karena hasil akhir produk yang dianggap paling sesuai oleh peneliti. Hal hal yang penting dalam terciptanya resep TeLov waffle tersebut adalah
penggabungan antara tepung ubi jalar ungu dan tepung terigu dengan skala
perbandingan tertentu, penggunaan alat pemanggang dengan ketinggian tertentu,
serta penggunaan bahan air lemon sebagai bahan dalam pembuatan isi TeLov
Waffle. Berikutnya dilakukan pula uji organoleptik dengan pembagian sampel
sebanyak empat puluh buah dan kuesioner untuk mengetahui tentang rasa, aroma,
tekstur, warna, penyajian dan minat responden terhadap TeLov Waffe untuk
dinikmati sebagai snack. Hasil kuesioner dan statistic deskriptif menunjukkan
bahwa mayoritas responden meyukai tiap elemen yang terdapat dalam produk
TeLov Waffle dan sedikit ketidakpuasan hanya terlihat dari hal warna dalam
kuisioner. Selain itu peneliti juga memperoleh kandungan gizi TeLov Waffle baik
dari protein, lemak, kalori, karbohidrat, abu, air, kalsium, dan serat setelah
beberapa sampel diujikan pada laboratorium balai riset dan standarisasi industri
surabaya.