Upaya Peningkatan Kualitas Produk Di Pundi Mas Dengan Seven Tools Six Sigma
Abstract
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis bagaimana pelaksaan
pengendalian kualitas produk di Pundi Mas, menganalisis jenis-jenis kerusakan
pada produk Pundi Mas, mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kerusakan dan
menganalisis penerapan alat bantu statistik dalam mengendalikan kualitas produk
di Pundi Mas. Populasi dalam penelitian ini yaitu produk yang diproduksi Pundi
Mas selama bulan Januari sampai Juni 2013 sedangkan sampel penelitian ini yaitu
produk yang mengalami kerusakan yang berjumlah 241 potong. Teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan purposive sampling. Jenis
penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Pelaksanaan pengendalian di Pundi Mas masih belum berjalan dengan maksimal,
hal ini terlihat dari data jumlah kecacatan produk Pundi Mas sehingga perlu
diadakannya proses perbaikan. Berdasarkan diagram pareto dapat diketahui jenis jenis kerusakan yang sering terjadi pada produksi baju yaitu disebabkan karena
jahitan tidak rapi sebanyak 51 potong, motitf tidak simetris sebanyak 51 potong,
serta jenis cacat berupa rusak karena warna kabur, terpotong, dan kotor secara
berturut-turut berjumlah 50, 45 dan 44 potong.
Berdasarkan analisis diagram sebab akibat dapat diketahui faktor penyebab
kerusakan dalam produksi yaitu berasal dari faktor manusia/ pekerja, mesin
produksi, material/ bahan baku dan lingkungan kerja. Penggunaan alat bantu
statistik dengan peta kendali p dalam pengendalian kualitas produk dapat
mengidentifikasikan bahwa ternyata data yang diperoleh tidak seluruhnya berada
dalam batas kendali yang telah ditetapkan bahkan ada data yang keluar dari batas
kendali, sehingga bisa dikatakan bahwa proses tidak terkendali. Hal ini
menunjukkan terjadi penyimpangan. Hal tersebut menyatakan bahwa
pengendalian kualitas di Pundi Mas memerlukan adanya perbaikan. Karena
adanya titik berfluktuasi sangat tinggi dan tidak beraturan yang menunjukkan
bahwa proses produksi masih mengalami penyimpangan