HUBUNGAN INFLAMMATORY BOWEL DISEASE DAN KESEHATAN MENTAL
Date
2023Author
Santoso, Anna Lewi
Rambung, Etha
Santoso, Jemima Lewi
Metadata
Show full item recordAbstract
Latar Belakang: Inflammatory Bowel Disease (IBD) merupakan penyakit kronik idiopatik yang
etiologinya disebabkan oleh gut microbiota, faktor genetik dan inflamasi kronik, dapat mengenai
multi organ dengan manifestasi pada intestinal dan extraintestinal. IBD dapat berhubungan dengan
gangguan sistem saraf (penyakit cerebrovascular, gangguan kesehatan mental). Pelepasan cytokine
pada IBD dapat memberi efek pada fungsi neurobehavioral dan dapat menyebabkan efek negatif pada
emosi dan memori, adanya inflamasi dapat menginduksi disregulasi hypothalamic-pituitary-adrenal
axis dan merubah blood brain barrier, sehingga mediator inflamasi meningkat pada CNS,
metabolisme neurotransmitter di area regulasi emosi, misal: nucleus accumbens, amygdale dan
hippocampus. Faktor psychology, misalnya stres dapat mempengaruhi fungsi gastrointestinal,
meningkatkan motilitas dan permeabilitas intestinal, mast cell teraktivasi. IBD pada GUT
berpengaruh pada taste, visceral sensitivity dan motility, pada brain yaitu respon stres, mood dan
cognitive behavior. Transmisi glutamat juga mempengaruhi patogenesis dari inflammatory bowel
disease. Gangguan mood dan meningkatnya stres pada pasien IBD dapat menimbulkan penyakit
tersebut muncul lagi dan lebih parah dari sebelumnya. Bakteri pada gut microbiome dapat
mengaktifkan imun, permeabilitas intestinal, reflek enterik, sistem endokrin, yang akan mencapai otak
melalui nerv vagus,
Tujuan: Menjelaskan hubungan penyakit inflammatory bowel disease dengan kesehatan mental pada
interaksi gut-brain axis. Artikel ini akan lebih membahas glutamate sebagai
neurotransmiter/neuromodulator pada axis gut-brain.
Metode Penelitian: Beberapa jurnal dan artikel yang menulis adanya interaksi antara GUT dan sistem
saraf pusat (Gut-Brain Axis).
Hasil: Pada studi epidemiologi pasien IBD lebih sering memiliki juga gangguan mental/
neuropsychiatric seperti autism, depression, dementia dan schizophrenia dibandingkan populasi
umum.
Diskusi: Intergrasi saraf, imun dan sistem endokrin dapat mempengaruhi perkembangan inflamasi
secara lokal dan dapat berakibat pada otak bagian tertentu yang mendasari adanya aspek psikologi
pasien IBD.
Simpulan: Penatalaksanaan pasien IBD dengan gangguan kesehatan mental, diperlukan kerjasama
antara dokter gastroenterologist, psikiatris dan keluarga pasien.

