PEMANFAATAN JENGKOL SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DALAM PEMBUATAN TEPUNG BUMBU AYAM KRISPI
Abstract
PEMANFAATAN JENGKOL SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI TEPUNG TERIGU DALAM PEMBUATAN TEPUNG BUMBU AYAM KRISPI
Tepung terigu merupakan tepung yang banyak dibutuhkan dan digunakan oleh
masyarakat, khususnya para pengusaha di bidang bakery maupun kuliner lainnya.
Indonesia merupakan negara yang banyak melakukan impor tepung terigu dari
negara Timur Tengah seperti Turki, Srilanka, dan Australia. Untuk memenuhi
kebutuhan tepung terigu dan mengurangi ketergantungan akan konsumsi dan
impor, perlu adanya alternatif lain. Jengkol (Pithecollobium Jiringa atau
Pithecollobium Labatum) merupakan salah satu jenis tanaman khas wilayah tropis
Asia Tenggara. Jengkol merupakan makanan yang banyak tidak disukai oleh
banyak orang karena memiliki bau yang tidak sedap. Hal itu menyebabkan
penjualan jengkol mengalami penurunan sehingga perlu adanya alternatif lain agar
penjualan jengkol tidak menurun dan dapat dikonsumi masyarakat jaman
sekarang. Dalam penelitian ini jengkol yang ternyata memiliki banyak kandungan
gizi dan manfaat akan diolah menjadi tepung yang dapat menggantikan peran dari
tepung terigu. Tepung jengkol akan digunakakan sebagai bahan subtitusi tepung
terigu dalam pembuatan tepung bumbu ayam krispi. Pembuatan tepung jengkol
dimulai dengan melakukan perendaman menggunakan air beras, perebusan
dengan daun jeruk, pemotongan, penjemuran, penggilingan, dan pengayakan.
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah tepung jengkol dapat
diterima oleh masyarakat dalam pembuatan tepung bumbu ayam krispi. Metode
peneltian yang digunakan adalah research and development dengan melakukan uji
organoleptik dan uji laboratorium. Berdasarkan angket dan hasil uji organoleptik,
tepung jengkol yang digunakan dalam tepung bumbu ayam krispi dapat
menghasilkan ayam krispi dapat diterima oleh masyarakat baik dari segi tekstur,
warna, aroma, dan rasa. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa protein dalam
ayam krispi tersebut sudah sesuai dengan SNI, akan tetapi untuk karbohidrat,
kadar air, dan kadar abu tidak memenuhi SNI