STUDI KELAYAKAN PENGEMBANGAN BISNIS KURNIA CAFE JAMU
Abstract
Jamu sebagai warisan budaya bangsa Indonesia yang telah melekat di
masyarakat dan diwariskan secara turun temurun dari generasi ke generasi. Hal
ini menjadikan penulis ingin mengembangkan terus bisnis jamu. Saat ini penulis
telah memiliki beberapa gerai jamu, akan tetapi penulis terus berkeinginan untuk
melakukan pengembangan bisnis jamu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana cara untuk meningkatkan omzet usaha Kurnia Cafe Jamu sehingga
mencapai angka tiga ratus juta rupiah, ditinjau dari aspek lingkungan bisnis, aspek
struktur industri, aspek strategi perusahaan, aspek pasar dan pemasaran, aspek
teknis, aspek sumber daya manusia, dan aspek keuangan.
Pendekatan penelitian yang dipakai pada studi kelayakan bisnis ini adalah
penelitian terapan, menggunakan jenis penelitian evaluasi dan pengembangan
dengan harapan dapat memberikan sumbangsih pemikiran, masukan, dan bahan
evaluasi untuk mengetahui layak atau tidaknya bisnis/ usaha ini untuk
dikembangkan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bisnis layak dijalankan ditinjau dari
aspek lingkungan bisnis disebabkan perusahaan mampu mengatasi kendala
terkait dengan lima kekuatan yang ada dalam bisnis. Ditinjau dari aspek pasar dan
pemasaran bisnis layak dijalankan karena pertumbuhan industri jamu cukup tinggi,
yaitu 9,67%. Nilai ini lebih tinggi dari pertumbuhan industri yang mencapai 6,1%.
Perusahaan juga telah mampu menentukan strategi yang tepat bagi
pengembangan usaha perusahaan sehingga akan mempermudah perusahaan
untuk mencapai omzet yang telah ditetapkan, yaitu sebesar Rp300.000.000,- (tiga
ratus juta rupiah) per tahun. Ditinjau dari aspek manajemen bisnis layak karena
perusahaan telah mampu menyusun SOP untuk bisnis dan juga mampu
menyediakan kebutuhan sumber daya manusia. Ditinjau dari aspek teknis dan
teknologi dikatakan layak karena Kurnia Cafe Jamu telah dapat menentukan lokasi
pengembangan bisnis, yaitu dengan memilih City of Tomorrow (Cito) untuk
membuka gerai yang baru dan juga menyiapkan perlengkapan dan peralatan
yang dibutuhkan untuk menjalankan bisnis. Untuk aspek keuangan, semua kriteria
penilaian investasi yang terdiri dari PP (Payback Period), NPV (Net Present
Value), dan PI (Profitability Index) menunjukkan respon yang positif. Berdasarkan
hasil analisis kelayakan yang telah dibuat, maka dapat diketahui bahwa kriteria
kelayakan usaha dari aspek keuangan telah terpenuhi, baik untuk kondisi normal,
optimis, maupun pesimis. Berdasarkan proyeksi penjualan yang telah disusun,
dengan pembukaan cabang di Cito Surabaya, maka omzet yang ditargetkan, yaitu
sebesar Rp300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) per tahun dapat dicapai oleh
perusahaan pada tahun pertama.