PENERIMAAN PASAR TERHADAP SERUNDENG DENGAN PEMANFAATAN UBI KAYU DI SURABAYA
Abstract
Serundeng adalah salah satu jenis makanan khas Indonesia yang sangat disukai
masyarakat Indonesia baik yang tinggal di pedesaan maupun kota. Serundeng
menggunakan kelapa sebagai bahan utama. Ubi kayu (manihot utilissima) adalah
salah satu hasil pertanian Indonesia yang memiliki potensial besar untuk dijadikan
bahan pangan sebagai substitusi kelapa. Ubi kayu disebut juga singkong atau
ketela pohon merupakan bahan baku yang dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan produk industri seperti makanan dan farmasi. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui proses pengolahan ubi kayu agar dapat menjadi
serundeng dan ingin mengetahui penerimaan pasar terhadap serundeng dengan
pemanfaatan ubi kayu di Surabaya. Peneliti melakukan uji organoleptik dengan 30
panelis yang berbeda pada tiga kali pengulangan untuk mengetahui sampel mana
yang terbaik. Peneliti membagikan kuesioner yang berisi skala Likert untuk
melakukan pengumpulan data pada uji organoleptik. Peneliti melakukan analisis
menggunakan ANOVA untuk mengetahui sampel yang paling disukai panelis.
Berdasarkan hasil dari ANOVA, serundeng dengan perlakuan sinar matahari dan
komposisi 60% paling disukai oleh panelis. Oleh karena itu, sampel tersebut
dipilih dan dijual oleh peneliti. Berdasarkan hasil uji minat pasar yang dilakukan
dengan menyebarkan kuesioner, harga yang sesuai adalah Rp. 10.000 dengan
menggunakan plastik zipper. Responden banyak memilih online yaitu melalui
Instagram sebagai media penjualan terbaik. Berdasarkan hasil uji minat pasar, 89
responden dari total 90 responden tertarik untuk membeli produk dan hasil dari
wawancara bersama keempat informan menunjukkan bahwa produk serundeng
ubi kayu dapat diterima oleh pasar di Surabaya dan memiliki kelayakan untuk
dijual. Hal ini dikarenakan produk serundeng ubi kayu memiliki warna, aroma,
rasa, tekstur, harga, dan kemasan yang bagus, sesuai serta memiliki kualitas.
